<div style='background-color: none transparent;'></div>
MAGEA SANOK SEMANEI SLAWEI KUTE NE,MARO BA ITE SELALU JEMAGO PERSATUAN LEM MBANGUN TANEAK TANAI TE,BLOGGER ADE BA ALAT MAGEA ITE UNTUK SELALU JEMALIN SILATURRAHMI.

Profil Kutai Topos Jurukalang

Kutai Topos atau dalam bahasa Indonesianya di sebut Tapus merupakan salah satu desa yang terletak di hulu sungai ketahun Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu,desa ini cukup subur dan berudara sejuk. Sehingga dengan alam seperti itu,penduduk yang 100% suku rejang ini kebanyakan bermata pencaharian tani,ada juga yang berdagang,pegawai negeri sipil,dll.Kutai Topos awalnya hanyalah sebuah peradaban kecil yang berada di hulu sungai ketahun,menurut para penghulu adat desa ini merupakan salah satu desa tertua dalam sejarah peradaban suku rejang mulai dari zaman Ajai sampai pada Zaman Biku serta zaman sekarang ini.
Sebuah desa yang sering di juluki tanah obat ini memiliki keunikan tersendiri mulai dari masyarakatnya yang ramah serta posisi desa yang cukup menarik jika di perhatikan dari kejauhan,di pagari perbukitan aliran sungai,gais pigai (garis yang mengelilingi desa) serta letaknya yang cukup tinggi dari aliran sungai ketahun. Orang tua-tua dulu sering berfalsafah bahwa perbukitan adalah pagar untuk desa tapus,letak desa yang tinggi dari sungai untuk mengantisipasi terjadinya banjir serta gais pigai merupakan pagar desa dari amukan gajah yang sering masuk desa pada zaman itu. Seiring perguliran zaman, desa ini pun berkembang dan lebih ramai dari sebelumnya,dari segi pendidikanpun tidak ketinggalan dari desa-desa lain. Sehingga dari desa ini bermunculan serjana-serjana yang cukup berpengaruh baik di kabupaten maupun di propinsi. Kesadaran pendidikan yang cukup berkembang pada masyarakat Tapus telah mengantarkan generasi desa ini untuk maju dan berkecipung di dunia kemasyarakatan dan pemerintahan.
Desa tapus bertetangga dengan Desa Tik Sirong,Ajai Siangm,Suka Negeri,Talang Baru,Talang Donok,Tanjung,Serta desa Bajak. Desa yang terletah lumayan jauh dari pusat pemerintahan Lebong ini memiliki potensi wisata Yang Tinggi,di antaranya air terjun Ekor Kuda terletak di sungai Tik semulen,air terjun Sapet,Batu Bahan Rumah Pahit Lidah,Batu Balimo,konon Batu ini menurut sejarah merupakan tempat rapatnya para pendiri suku rejang untuk menetapkan adat istiadat pada masyarakat suku rejang,yang sekarang di kenal dengan Adat Tiang Pat Lemo Ngen Rajo,dan masih banyak potensi wisata di desa ini yang belum di olah,baik masyarakat maupun pemerintah Kabupaten Lebong sendiri. Pada tahun 2008 dengan persesetujuan Bupati Lebong,daerah yang 100% Muslim ini di mekarkan menjadi Kecamatan. Dengan berdirinya kecamatan Topos (Tapus) Maka Kutai Topos tidak lagi menginduk kepada Kecamatan Rimbo Pengadang sebagaimana biasanya.

Demikianlah Profil singkat Kutai Topos (Tapus) Semoga kutai ini terus berkembang dan menuju arah yang lebih maju,serta berpegang teguh pada Agama serta adat istiadat yang tetap berdiri kokoh di Kutai ini. Oleh : H Anton

Dobrak Birokrasi

Sabtu


Sumber : Sekilas Isi buku Dr. Dino Patti Djalal. Yang Berjudul KITA HARUS BISA Memimpin Ala SBY

"Penyakit bangsa kita yang paling parah adalah mentalitas kalau bisa dipersulit, kenapa dipermudah." - Presiden SBY

Dari sekian banyak anekdot mengenai birokrasi, satu yang paling membuat geram Presiden SBY adalah kasus kompor gas Electrolux—apa yang kemudian sering saya sebut sebagai 'sindrom Electrolux.'

Suatu hari di tahun 2005, saya tidak ingat tanggalnya, Presiden SBY menerima Dr. Kuntoro Mangkusubroto di kediaman beliau di Cikeas. Kuntoro, seorang ahli manajemen yang terkenal serba bisa dan berintegritas tinggi, dipanggil SBY dalam kapasitas sebagai Ketua BRR untuk memberikan paparan mengenai perkembangan rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh.

Diskusi berjalan lancar, sampai suatu ketika Presiden SBY menanyakan mengenai nasib pengungsi. Presiden menaruh perhatian khusus pada pengungsi karena beliau pernah melihat sendiri kondisi hidup mereka di tenda-tenda darurat. Ada sekitar 500.000 pengungsi Aceh yang hidup dalam kondisi memilukan: satu tenda bisa 5 keluarga, banyak yang tidur di atas tikar yang dibentang di tanah, sama sekali tidak ada keleluasaan pribadi, kalau satu sakit seluruh penghuni tenda bisa sakit dan tidak ada jaminan masa depan. Setelah ribuan jenazah tsunami terkubur, nasib pengungsi menjadi masalah paling utama, yakni bagaimana membangun rumah baru bagi mereka dan bagaimana memberi mereka makan, air bersih, sanitasi, pengobatan, termasuk sekolah bagi anak-anak mereka.

Kuntoro menjawab bahwa pembangunan rumah terus dipacu, namun ia mengeluh mengenai masalah 'Electrolux.'

SBY: "Masalah apa?"

Kuntoro: "Ada donor yang ingin membantu korban tsunami dengan menyumbang kompor gas Electrolux. Jumlahnya seribu lebih. Kalau dihitung 1 kompor gas bisa dipakai untuk puluhan keluarga, ini bisa membantu puluhan ribu orang, sebagian besar dari seluruh pengungsi."

SBY: "Bagus dong. Gratis?"

Kuntoro: "Gratis, Bapak Presiden. Ini hibah karena mereka kasihan dengan korban dan ingin membantu."

SBY: "Masalahnya?"

Kuntoro: "Masalahnya kompor itu sudah 9 bulan mandeg di Tanjung Priok."

SBY (dengan suara meninggi): "Kenapa?"

Kuntoro: "Iya, birokrasi Pak. Barang-barang itu akhirnya ditahan di pelabuhan, sampai sekarang, sementara petugas imigrasi dan bea cukai lempar-lemparan, sehingga akhirnya semua orang jadi kebingungan, termasuk Departemen Sosial. Sudah 9 bulan bantuan itu mandeg."

Saya tidak pernah melihat SBY segeram itu. Segera Presiden meminta disambungkan ajudan dengan beberapa Menteri, yang dihadiahi dampratan keras.

SBY: "Bagaimana ini terjadi? 9 bulan! Apa saudara tahu ini? Ini kan situasi luar biasa. Rakyat kita sedang menderita, hidup tidak jelas di tenda-tenda, kok petugas kita bersikap 'business as usual.' Seribu lebih kompor gas ditahan dan tidak ada yang mencoba memperlancar. Saya tidak bisa terima birokrasi yang tidak bisa membaca situasi darurat, yang tidak peka pada penderitaan rakyat. Segera tangani dan perbaiki! Lapor ke saya kalau sudah terlaksana."

Tidak lama kemudian Presiden mendapat laporan bahwa barang-barang kompor tersebut sudah tiba di tempat tujuan di kamp pengungsi.

Saya adalah seorang birokrat, tapi saya adalah orang pertama yang mengakui bahwa masalah utama dalam melakukan perubahan adalah birokrasi.

Hal ini sebenarnya berlaku di mana-mana, baik di negara maju maupun negara berkembang. Akan selalu ada kesenjangan antara pemimpin politik yang baru terpilih dengan mesin birokrasi yang dipimpinnya. Di Amerika Serikat, begitu Presiden baru masuk Gedung Putih, sekitar 50.000 jabatan Federal di berbagai Departemen akan diganti oleh pejabat non-karir (political appointees) dari penguasa yang baru dan proses ini bisa memakan waktu berbulan-bulan, sehingga menimbulkan kemacetan dalam proses pembuatan keputusan. Di Korea Selatan, Presiden baru tidak perlu melakukan perombakan besar-besaran karena birokrasinya sudah profesional dan siap pakai dan sudah terbiasa dengan pergantian Pemerintah. Di Indonesia, birokrasi bisa menjadi masalah karena berbagai hal:
kecenderungan untuk memelihara masalah, ketimbang menyelesaikannya;
lebatnya kepentingan pribadi dalam sistem birokrasi, yang praktis memenjarakan masalah dari solusi;
kecenderungan birokrat untuk cari selamat (safety player) sehingga mereka cenderung lari, menguburkan kepala atau mengacuhkan masalah;
lemahnya inovasi. Banyak birokrat yang tenggelam dalam rutinitas yang menjemukan, yang menjadikan birokrat seperti robot;
lemahnya sistem rekruitmen dan promosi. Karena faktor gaji, pencari kerja baru lebih terdorong masuk swasta. Sementara itu, tidak jarang birokrat idealis dan unggul yang terlantar karena sistem promosi tidak terlalu dikaitkan dengan prestasi;
masih maraknya tipe aparat yang ingin dilayani ketimbang melayani masyarakat, sehingga dalam setiap situasi ia selalu memperhitungkan: "saya dapat apa?"


SBY sangat memahami bahwa perubahan besar tidak mungkin bergulir tanpa dukungan birokrasi. Dari awal, saya melihat bahwa tantangan utama SBY adalah bagaimana visi, misi, target dan program Presiden dapat segera diinternalisasikan, diolah dan dijalankan oleh birokrasi di berbagai sektor dan berbagai tingkat.

SBY pernah mengatakan dalam diskusi dengan staf khusus: "Tantangan kita adalah mata rantai keputusan di zaman sekarang tidak sama dengan mata rantai di beberapa puluh tahun lalu. Di masa Pak Harto dulu, suatu keputusan yang diambil di puncak akan dengan mudah dieksekusi dan menjalar turun sampai ke tingkat paling bawah di desa-desa. Sistemnya sangat tersentralisasi dan kekuasaan Presiden begitu besar, sementara DPR belum sekuat sekarang. Sekarang realitasnya sudah berubah. Gubernur, Bupati dan Walikota punya mandat politik sendiri. DPR, DPD dan DPRD sangat aktif. Banyak keputusan yang harus diperjuangkan agar dapat bersama-sama dilaksanakan secara horizontal maupun vertikal, dari atas sampai bawah. Ini memerlukan seni tersendiri." Dan ini adalah seni yang harus dipelajari dan dikuasai oleh semua Presiden Indonesia semenjak sekarang.

Untuk diketahui, birokrasi tidak otomatis akan memahami misi Presiden terpilih: pertama, karena birokrasi berada di luar proses pemilu dan kedua, pasti akan ada program Presiden yang bertabrakan dengan kepentingan dalam tubuh birokrasi itu sendiri.

Dan SBY benar: dalam kenyataannya, saya sudah berkali-kali melihat keputusan dari tingkat tertinggi dicoba dijegal pada tingkat eselon 1 atau eselon 2 ke bawah, terutama sekali apabila menyangkut sektor-sektor yang 'basah'. Sahabat saya, Adam Schwarz, penulis buku klasik 'Indonesia: A Nation in Waiting,' menamakannya sindrom 'pasif agresif,' dimana birokrasi menjadi sangat kreatif, sangat agresif dan sangat ngoyo untuk menjaga status quo dan mencegah perubahan yang mengancam kepentingannya.

SBY tahu sekali bahwa birokrasi tidak akan mengubah dirinya sendiri kecuali mulai diubah oleh pimpinan politik. Di sini, faktor kepemimpinan menjadi penting. Kepemimpinan Presiden ditunjukkan dengan menentukan arah dan strategi, merumuskan program, menetapkan target, memelihara kekompakkan Kabinet, menjaga standar integritas dan memacu kinerja. Namun semua ini hanya akan berhasil apabila Menteri juga menunjukkan kepemimpinannya. Menteri harus juga bisa membawa angin segar perubahan dalam departemennya, melakukan dobrakan dan menjaga momentum itu. Yang paling parah adalah apabila seorang Menteri, karena kurang pengalaman berorganisasi atau karena lemah kepemimpinannya, tersedot dalam politik kepentingan internal departemen dan menjadi bagian dari masalah. Menteri harus selalu menjadi agen dari Presiden dan menggunakan mandat dari Presiden sebagai senjata untuk membenahi kepentingan-kepentingan pribadi di departemen.

Dalam tubuh pemerintah, ada ratusan Dirjen dan SBY tidak bisa, serta tidak perlu, memilih semuanya. Namun, menurut Sri Mulyani, ada proses pemilihan dua Dirjen yang mendapat perhatian sangat khusus dari Presiden: Dirjen Pajak dan Dirjen Bea dan Cukai. Kedua Direktorat Jenderal ini memang sangat strategis, karena langsung bersentuhan dengan kesejahteraan masyarakat, berkaitan dengan daya saing dan sangat besar sumbangannya bagi anggaran pembangunan negara. Semua orang tahu bahwa kedua sektor inilah yang benar-benar paling perlu diperbaiki, apalagi karena sudah lama dililit kepentingan-kepentingan pribadi yang begitu besar dan kalau dua sektor ini beres dapat dijadikan acuan bagi sektor-sektor yang lain. Sri Mulyani menyatakan pada saya: "Presiden SBY mau orang yang terbaik, paling bersih dan kompeten untuk dua jabatan ini. Begitu besar perhatian SBY sampai beliau ikut terjun dalam proses pemilihan mereka. SBY dengan teliti dan hati-hati menyaring para calon dan bahkan beliau sendiri yang melakukan penilaian akhir terhadap mereka."

Akhirnya, setelah proses seleksi yang sangat ketat, terpilihlah Darmin Nasution sebagai Dirjen Pajak dan Anwar Supriadi sebagai Dirjen Bea dan Cukai. Dan pilihan ini tidak meleset: mereka melakukan pembenahan serius dan akibatnya, penerimaan pajak non-migas tahun 2007 sekitar Rp 400 triliun, hampir dua kali lipat dari tahun 2004; penerimaan negara dari bea dan cukai Rp 44,7 triliun, sekitar Rp 15 triliun lebih besar dari tahun 2004.

SBY selalu menekankan perubahan tidak akan tercapai apabila pejabat bertindak 'business as usual.' Di sini, satu mentalitas yang paling dibenci SBY adalah pola pikir 'kalau bisa dipersulit, kenapa dipermudah,' yang sebenarnya merupakan fenomena peninggalan KKN masa lampau dimana seorang pejabat hanya akan bergerak dan mempercepat tugas pelayanan masyarakat kalau dirinya mendapat keuntungan pribadi.

Satu hari, SBY membaca laporan Bank Dunia dan International Finance Corporation (IFC) berjudul 'Doing Business 2005,' dimana disebutkan untuk memulai usaha di Indonesia dibutuhkan waktu 151 hari dan Indonesia ditempatkan dalam ranking 115 dari 155 negara yang disurvei.

Presiden kemudian memanggil Kepala BKPM Muhammad Luthfi. "Bagaimana ini?" SBY bertanya.

Luthfi: "Sistem birokrasi kita memang berbelit-belit, Pak. Orang mau tanam modal, mau buka usaha, harus melalui banyak meja, berbagai jendela, macam-macam formulir. Pokoknya, prosedur yang berbelit-belit."

SBY: "Ini tidak bisa. Kok orang mau baik-baik tanam modal

Di kita susah sekali? Benahi segera. Di akhir masa jabatan saya, saya mau turun jauh menjadi 30 hari. Bisa?"

Luthfi terdiam sejenak, mungkin menghitung-hitung di kepalanya dan kemudian menyatakan: "Siap, saya akan usahakan, Pak."

Di awal tahun 2007, Luthfi kembali melapor ke Presiden, kali ini membawa kabar baik. Waktu untuk memulai usaha sudah turun cepat dari 155 hari menjadi 97 hari, sementara izin konstruksi dipangkas dari 49 hari menjadi 21 hari.

Pada waktu itu, Bank Dunia dan IFC mengeluarkan laporan baru yang menyatakan Indonesia sebagai reformer tercepat ke dua di Asia setelah Cina: "Indonesia has implemented a number of significant reforms-second only to China—in 2007." IFC Country Manager for Indonesia Adam Sack menambahkan: "Indonesia is being recognized as one of the fastest reformers in emerging markets along with China, Egypt, India, Turkey and Vietnam." Namun ia mengingatkan: "However, the problem is many competitor countries are making progress as well, which raises the bar for everyone."

Apa yang disampaikan Muhammad Luthfi memang mencerminkan momentum pendobrakan birokrasi secara nasional yang semakin hari semakin kuat. Di Polri, rakyat kini bisa mengurus SIM dengan cepat, tertib dan tanpa pungli.

Di Dephan, sejak 2005, terjadi efisiensi dan rasionalisasi anggaran secara drastis karena pembelian senjata—seperti dengan Perancis untuk misi UNI FIL di Libanon—kini dilakukan secara Government to Government tanpa melalui perantara, atau langsung dengan produsen senjata, tanpa melalui agen.

Di bidang pertanahan, sebagian besar pelayanan pertanahan sudah on-line, sehingga BPN yang tadinya hanya bisa mengurus 970.000 bidang tanah per tahun, kini bisa melayani 3,2 juta bidang tanah. Di Departemen Keuangan, penyelesaian NPWP susut dari dari 3 hari jadi 1 hari kerja.

Di Special Economic Zone di Batam-Bintan-Karimun, sekarang sudah ada pelayanan satu pintu untuk pendaftaran dan perizinan investor.

Di Kepabeanan, proses di jalur merah turun dari 48 jam jadi 12 jam dan di jalur hijau juga jatuh dari 4 jam ke 30 menit. Permohonan penerbitan SP2D (Surat Perintah Pembayaran dari Departemen atau Pemda) juga dipercepat dari 1 hari menjadi 1 jam.

Dalam suatu kunjungan ke KBRI Kuala Lumpur di awal tahun 2007, Presiden SBY pernah mengeluh karena proses pengurusan dokumentasi TKI sangat tidak efisien dan meminta segera diperbaiki. Ketika kembali mengunjungi KBRI 9 bulan kemudian, DCM Tatang Razak sudah bisa melaporkan bahwa waktu pengurusan dokumentasi TKI sudah bisa dikurangi dari 41 hari menjadi 1 jam!

Dan perubahan birokrasi ini tidak hanya datang dari atas, namun juga dari berbagai penjuru. Dewasa ini, banyak pemimpin-pemimpin daerah yang kreatif. Mereka ada yang berasal dari da-lam birokrasi dan ada pula yang datang dari luar pemerintah dan membawa ide-ide baru yang segar. Gubernur Fadel Muhammad, misalnya, dapat melipatgandakan gaji Pemerintah Daerah Gorontalo tanpa sepeserpun menaikkan APBD.

Atas petunjuk Presiden, pada tahun 2007, saya mengorganisir forum 'Innovative Leaders' di Hotel Borobudur dan menampilkan tokoh-tokoh daerah yang inovatif dan cemerlang. Dalam sesi itu, hadirin terpukau oleh pemimpin daerah yang tidak konvensional dan berani melakukan gebrakan-gebrakan.

Gubernur Gamawan Fauzi berbicara bagaimana ia membuat Pakta Integritas untuk pemerintahan bersih di Sumatera Barat, yang sayangnya belum disambut gayung oleh DPRD Sumbar.

Gubernur Barnabas Suebu menjelaskan bagaimana ia mengubah pola pembangunan dari top-down menjadi bottom-up, dimana setiap desa di Papua diberi dana sekian ratus juta yang harus diolah sendiri secara akuntabel.

Bupati I Gede Winasa menguraikan bagaimana ia dapat memberi pendidikan gratis, bahkan sampai tingkat Universitas dan juga kesehatan gratis bagi sel uruh warga Kabupaten Jembrana.

Dan Bupati Untung Wiyono memaparkan mengenai birokrasi one-stop service yang super cepat—dokumentasi kependudukan, pendaftaran usaha dan investasi—yang membuat Sragen salah satu kabupaten yang paling efisien di I ndonesia.

Di akhir sesi ini, ekonom senior Dr. Arifin Panigoro menghampiri saya dan menyatakan bahwa setelah melihat pemimpin-pemimpin seperti ini, ia menaruh harapan besar pada masa depan Indonesia.

Lee Kwan Yew pernah menyatakan bahwa salah satu resep kesuksesan Singapura adalah karena dari 4 juta penduduknya, hanya ada sekitar 2.000 orang di puncak yang mempunyai 'proven track records—not just ability, but in character, determination, commitment' dan dapat memimpin dan memajukan Singapura.

Bangsa Indonesia, dengan 220 juta penduduk, seharusnya dapat mempunyai jajaran pemimpin yang jauh lebih besar. Banyak orang yang mengharapkan demokrasi menghasilkan kesejahteraan yang lebih baik, namun demokrasi juga harus bisa menghasilkan pemimpin yang lebih baik.

Apabila Generasi 1945 membebaskan Indonesia dari belenggu penjajahan, Generasi 1966 dari belenggu komunisme dan Generasi 1998 dari belenggu otoriter, generasi Indonesia abad ke-21 harus bisa melepaskan Indonesia dari segala belenggu yang selama ini mengkungkung energi produktif dan kreatif bangsa kita.

SBY telah menyatakan bahwa beliau ingin melihat Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2030. SBY juga melihat bahwa masa depan kita akan terjamin apabila ekonomi kita mampu mengandalkan dan memadukan sumber alam (resources economy) dan ilmu pengetahuan (knowledge economy).

Saya sungguh percaya bahwa kunci dari pekerjaan besar ini tidak hanya terletak pada kepemimpinan Presiden SBY, namun juga pada kemampuan bangsa kita untuk menumbuhkan barisan pemimpinpemimpin baru yang cemerlang di berbagai lembaga, di berbagai sektor, di berbagai daerah, dan di berbagai usia. Lebih dari lima kali SBY menyatakan dengan penuh keyakinan: "Indonesia memerlukan critical mass, yang harus menjadi pelopor, pendobrak dan penggerak utama untuk menjadi bangsa yang maju. Saya berharap 10–15 tahun ke depan, critical mass ini dapat diwujudkan."

SBY telah menebarkan virus ini sejak tahun 2004. Mudah-mudahan virus kepemimpinan ini bisa menjadi pandemik yang menyelamatkan bangsa Indonesia.
Continue Reading | komentar

10 Tahun Terakhir yang Membanggakan Indonesia

Rabu













Dalam 10 tahun terakhir (1998-2008), pembangunan di Indonesia mengalami kemajuan signifikan. Pertumbuhan ekonomi, misalnya, pada tahun 1998 minus 13.1 persen. Pada SBY tampil sebagai Presiden, tahun 2004, pertumbuhan ekonomi naik pesat menjadi 5.1 persen. Dan tahun 2008 diproyeksikan sebesar 6,4 persen. Cadangan devisa yang semula 33.8 miliar dolar AS, pada tahun 2008 naik menjadi 69.1 persen.

Tingkat kemiskinan juga terus berkurang. Pada tahun 1998, angka kemiskinan mencapai 24.2 persen. Pada masa awal Presiden SBY, tingkat kemiskinan ini turun menjadi 16.7 persen. Dan pada 2008 tinggal 15.4 persen dari total penduduk Indonesia.

Utang kepada Dana Moneter Internasional (IMF) dipangkas habis pada masa pemerintahan SBY. Tengok saja, pada tahun 1998, utang Indonesia kepada IMF sebesar 9.1 miliar dolar AS. Pada tahun 2006, dua tahun setelah memimpin Indonesia, Presiden SBY berhasil melunasi seluruh utang kita sebesar 7.8 miliar dolar AS.

Selengkapnya, lihat data-data laju pembangunan Indonesia 10 tahun terakhir berikut. Data-data ini berasal dari BPS.

sumber : situs Presiden RI
Continue Reading | komentar

Putri Serindang Bulan

Selasa

Cerita Rakyat dari Tanah Rejang

Putri Yang Malang

Tersebutlah dalam kisah, pada zaman dahulu sebelum ada nama Muara Ketahun, ada nama Sungai Serut. Setelah ditinggali oleh Putri Serindang Bulan, selama setahun, maka dinamailah wilayah itu Muara Setahun (sekarang Ketahun).
Konon pada zaman dahulu ada seorang putri raja yang cantik jelita bernama Putri Serindang Bulan. Oleh karena kecantikannya yang tiada taranya, maka banyak orang yang jatuh hati kepadanya. Sudah banyak pemuda yang tertambat hatinya ingin mempersunting Putri Serindang Bulan. Tetapi Putri Serindang Bulan sendiri belum memikirkan untuk hidup berumah tangga. Walaupun pada saat itu, usia Putri Serindang Bulan sudah cukup dewasa untuk hidup berkeluarga.
Sebagai anak bungsu, Putri Serindang Bulan selalu menunjukkan rasa hormatnya kepada keenam kakak kandungnya. Karena keenam kakak kandungnya belum juga menikah, maka Putri Serindang Bulan tidak mau mendahului. Oleh sebab itulah Putri Serindang Bulan belum bersedia menerima pinangan.
Tentu saja sikap Putri Serindang Bulan itu mengecewakan banyak orang, termasuk pula keenam kakaknya. Keenam kakak kandungnya merasa kecewa dan menanggung malu, karena adiknya tidak mau segera menikah. Padahal keenam kakaknya berniat kawin beleket, setelah Putri Serindang Bulan menikah dahulu. Oleh sebab itulah, pada suatu hari dipanggilnya Putri Serindang Bulan oleh keenam kakaknya.
Di sebuah Balai Panjang Istana, duduklah berkumpul tujuh kakak beradik mengadakan rapat keluarga. Dalam rapat tersebut, keenam kakaknya mendesak agar Putri Rindang Bulan segera menikah. Sebagai adik bungsu yang selalu hormat kepada kakak-kakaknya, Putri Serindang Bulan pun tak kuasa menolaknya. Walaupun dalam hati sebenarnya, Putri Serindang Bulan belumlah menemukan jodohnya.
Rupanya sikap Putri Serindang Bulan yang sudah lunak itu segera tersiar keseluruh penjuru wilayah kerajaan. Tentu saja banyak yang menyambutnya dengan sukacita. Terlebih anak para raja yang sudah lama memendam rasa cintanya ingin mempersunting Putri Serindang Bulan.
Tak seberapa lama kemudian, datanglah utusan dari seorang Pangeran Muda yang tampan menghadap Sang Baginda Raja Wawang. Kedatangannya tak lain bermaksud mempersunting Putri Serindang Bulan yang terkenal eloknya. Raja Wawang dan keenam kakak-kakaknya itupun segera menerima dengan penuh suka cita. Maka, segeralah disusun rencana hari bimbangnya.
Ketika dipertemukan kedua calon mempelai, tiba-tiba paras Putri Serindang Bulan yang semula cantik berubah amat buruk. Wajah dan kulit Putri Serindang Bulan telah terkena penyakit kusta yang menjijikkan. Dilihatnya wajah Putri Serindang Bulan yang amat menjijikkan itu, maka bergegaslah Pangeran Muda itu meninggalkan Balai bimbang. Utusan Pangeran Muda itupun segera membatalkan acara pernikahan, dan pulang dengan hati kecewa.
Apa hendak dikata, jikalau batang sudah berarang, itulah kenyataannya. Keluarga Raja Wawang dan keenam kakaknya pun tak dapat menyalahkan pembatalan utusan Pangeran Muda itu. kecuali hanya menanggung malu dan rasa sedih akan kejadian yang sungguh diluar jangkauan akal manusia.
Akan tetapi, tak lama kemudian setelah para utusan itu pulang, tiba-tiba penyakit kusta Putri Serindang Bulan itu hilang seketika. Wajah dan kulit yang buruk dan menjijikkan itu kini telah menjadi bersih dan cantik kembali. Raja Wawang dan keenam kakaknya menyambutnya dengan gembira. Dan kabar telah sembuhnya Putri Serindang Bulan dari penyalit kusta itu pun segera menyebar ke segala penjuru kerajaan.
Pada hari berikutnya, datanglah seorang pemuda gagah dan tampan bersama rombongannya masuk ke istana. Pemuda dan rombongannya itu segera menyatakan maksudnya untuk mempersunting Putri Serindang Bulan. Perundingan segera dilakukan, acara bimbang pun telah diserapatkan.
Suatu hari ketika kedua mempelai dipertemukan, kejadian aneh terulang kembali. Tiba-tiba wajat dan kulit Putri Serindang Bulan berubah buruk dan menjijikkan. Semua yang melihat sangat terkejut, terlebih calon mempelai laki-laki. Setelah dilihatnya seluruh wajah dan kulit Putri Serindang Bulan berubah buruk dan menjijikkan, maka berlarilah calon mempelai laki-laki itu meninggalkan Balai Panjang Istana. Demikian juga dengan rombongannya. Maka batallah rencana perkawinan Putri Serindang Bulan untuk kedua kalinya. Keluarga Raja Wawang beserta keenam kakaknya pun menanggung rasa malu yang amat besar.
Peristiwa itu sungguh luar biasa anehnya. Sebab begitu dibatalkan, tiba-tiba penyakit kusta Putri Serindang Bulan hilang seketika. Wajah dan kulitnya yang amat buruk dan menjijikkan itu telah kembali seperti semula. Bahkan wajah dan kulitnya pun tak berbekas sedikitpun. Peristiwa itu sungguh mentakjubkan banyak orang.
Peristiwa itu terus terjadi tanpa disadarinya. Jikalau dihitung, sudah ada sembilan orang yang membatalkan pernikahannya dengan Putri Serindang Bulan. Raja Wawang dan keenam kakaknya pun kian lama kian murka dibuatnya. Keenam kakaknya pun mulai menaruh curiga buruk terhadap adik bungsunya, Putri Serindang Bulan.


Dibuang Setahun
Akibat pembatalan pernikahan yang terus menerus itu, hubungan antara Putri Serindang Bulan dengan keenam kakaknya itu semakin jauh. Putri Serindang Bulan mulai dimusuhi oleh kakak-kakaknya. Bahkan ada yang berniat untuk menyingkirkannya, karena dianggap menjadi sumber petaka bagi keluarga kerajaan.
Pada suatu hari berkumpullah keenam kakaknya di sebuah ruangan istana yang dirahasiakan. Pertemuan keenam kakak-kakaknya itu membahas rencana menyingkirkan adik bungsunya. Salah satu kakaknya mengusulkan agar adik bungsunya di bawa ke hutan lalu dibunuhnya. Kemudian diusulkan pula, bahwa yang membawa si bungsu itu sebaiknya Karang Nio. Sebab, Karang Nio adalah kakak si bungsu yang kelima, yang dinilai lebih dekat dengan adik bungsunya.
Semula Karang Nio keberatan dengan usulan kakak-kakaknya yang merencanakan akan membunuh si bungsu. Tetapi karena yang lainnya menyetujui, maka Karang Nio tak dapat berbuat banyak kecuali melaksanakannya. Kemudian dibuat kesepakatan sebagai tanda bukti, bahwa Karang Nio harus membawa setabung darah si bungsu, dan bukti penigasan (irisan) bagian telinganya.
Setelah segala sesuatunya telah dipersiapkan, maka pergilah Karang Nio menemui adiknya si bungsu Putri Serindang Bulan. Kemudian diajaknya Putri Serindang Bulan pergi jalan-jalan. Putri Serindang Bulan mulanya tak menaruh curiga kepada kakaknya, tetapi setelah perjalanannya semakin jauh masuk ke hutan, perasan Putri Serindang Bulan semakin takut tak karuan.
Setibanya di tengah hutan, Karang Nio segera mengajak Putri Serindang Bulan untuk beristirahat sejenak. Disaat beristirahat itulah, Putri Serindang Bulan bertanya kepada kakaknya. “Tiadalah pernah sekali-kali kakak membawaku sampai sejauh ini. Adakah gerangan hingga kakak membawaku ketengah hutan yang amat sunyi ini?” Mendengar pertanyaan yang amat menyentuh hati itu, tiadalah Karang Nio mampu menjawab barang sepatah katapun. Bibirnya seperti terkunci rapat, hingga tak keluar suara sedikitpun dari rongga mulutnya. Dalam lubuk hati yang terdalam, Karang Nio sungguh tiada sanggup untuk membunuh adik bungsunya.
Setelah dipikirkannya masak-masak, lalu berceritalah Karang Nio kepada adik bungsunya. Dikatakannya terus terang, bahwa ia disuruh oleh kakak-kakaknya untuk membunuh Putri Serindang Bulan. Kakak-kakaknya merasa menanggung malu akibat perbuatan si bungsu. Untuk menghapus rasa malu, maka diputuskan untuk membunuh Putri Serindang Bulan di tengah hutan. Dan kelak jikalau kakak kembali harus membawa tanda buktinya, irisan sebagian dari telinganya.
Mendengar pengakuan tulus dari kakaknya itu, Putri Serindang Bulan segera menyadari akan nasibnya. Maka berkatalah Putri Serindang Bulan dengan bijaknya: “Jikalau demikian adanya, lakukanlah segera kanda. Adik serahkan sepenuhnya nyawa ini kepada kakanda.” Maka Karang Nio pun segera membalasnya, “Sungguh hati kecil kakanda tiadalah tega untuk melakukannya. Sebab, kakanda amat kasih dan sayang semata kepada adinda.”
Setelah berpikir sejenak, Karang Nio lalu memotong seekor anjing. Darah anjing itu kemudian ditempatkan pada sebuah tabung yang dibawanya. Maka berkatalah kepada adiknya; “inilah bukti yang akan aku tunjukkan kepada mereka. Oleh karena harus ada tanda bukti lain, maka izinkanlah kakanda melukai barang sedikit daun telinga sebelah belakang adinda. Kelak jikalau kita dipertemukan kembali, kakanda dapat menemukan tanda itu pada diri adinda. Sebaliknya, kakanda juga akan melukai telunjuk jari kakanda sendiri, sebagai tanda pengingat pada adinda.”
Kemudian Karang Nio mengajak Putri Serindang Bulan pergi menuju ketepian sungai keramat Ulau Deus. Karang Nio segera membuat rakit untuk melepas Putri Serindang Bulan. Setelah rakit jadi, lalu dilepaslah Putri Serindang Bulan hingga terbawa arus sungai.
Konon ceritanya setiap daerah yang dilewati Putri Serindang Bulan itu menjadi sebuah dusun. Maka jadilah sebuah dusun yang bernama Dusun Raja. Tak terasa setahun sudah Putri Serindang Bulan menyisiri sungai dengan rakitnya. Setelah sampai di sebuah muara, maka diberilah nama daerah dengan itu nama Muara Setahun ( sekarang menjadi Ketaun).
Setibanya di muara Setahun, Putri Serindang Bulan segera menaikkan rakitnya ketepian sungai. Selanjutnya Putri Serindang Bulan menaiki tebing dan membuat tempat tinggal disana. Tempat tinggal Putri Serindang Bulan diatas tebing itu, kemudian diberi nama Tepat Masat. Di tempat inilah Putri Serindang Bulan tinggal dalam waktu yang cukup lama.


Bertemu Raja Indrapura
Pada suatu ketika, ada sebuah perahu yang melewati muara sungai Setahun. Pemilik perahu itu adalah seorang raja dari Indrapura yang bernama Tuanku Raja Alam. Ketika perahu melewati muara, Tuanku Alam Raja melihat cahaya kemilau yang memancar di atas tebing. Oleh karena rasa penasarannya, maka segeralah Tuanku Raja Alam mendekati dan menaiki tebing itu.
Sesampainya di atas tebing, cahaya yang kemilau itu tiba-tiba hilang, dan yang ada hanyalah sebuah bangunan rumah. Maka segeralah Tuanku Raja Alam mendekati bangunan rumah itu, lalu mengetuk pintunya. Tak lama kemudian, muncullah Putri Serindang Bulan dari dalam rumah itu. Tuanku Raja Alam sangat terkejut melihat Putri Serindang Bulan yang memiliki paras nan elok dan jelita.
Keduanya pun saling berkenalan. Kemudian Putri Serindang Bulan menceritakan asal mula kejadiannya hingga terdampar di muara Sungai Ketahun. Mendengar penuturan kisah Putri Serindang Bulan yang amat lembut itu, Tuanku Raja Alam menjadi terharu dan kian terpikat olehnya. Tuanku Raja Alam juga menceritakan tentang kegemarannya pergi berburu kehutan-hutan, hingga akhirnya bertemu dengan Putri Serindang Bulan.
Setelah keduanya saling bercerita, Tuanku Raja Alam kemudian mengutarakan niatnya untuk membawa Putri Serindang Bulan ke istana Indrapura. Putri Serindang Bulan pun menyambutnya dengan penuh sukacita. Maka segeralah mereka berangkat menuju istana kerajaan Indrapura.


Calon Permaisuri Raja
Tak seberapa lama kemudian, tibalah rombongan Tuanku Raja Alam bersama Putri Serindang Bulan di istana kerajaan Indrapura. Maka segeralah Tuanku Raja Alam mengumpulkan para hulubalang, serta memanggil empat penghulu kerajaan untuk mengadakan kerapatan.
Di hadapan para pembesar dan empat penghulu kerajaan Indrapura, Putri Serindang Bulan segera menceritakan kembali kisah sedih hidupnya hingga akhirnya bertemu dengan Tuanku Raja Alam. Mendengar kisah hidup Putri Serindang Bulan itu, para pembesar kerajaan beserta empat penghulu menjadi terharu karenanya.
Tuanku Raja Alam kemudian menyatakan niatnya untuk mempersunting Putri Serindang Bulan. Oleh karena takut akan terjadi peristiwa yang sama, maka empat penghulu itu minta waktu tiga hari. Setelahj genap waktu tiga hari, maka menghadaplah keempat penghulu itu. mereka menyetujui perkawinanTuanku Raja Alam dengan Putri Serindang Bulan. Dan menjamin tidak akan terjadi apa-apa, karena Tuanku Raja Alam sudah mempunyai enam orang istri. Tetapi untuk terlaksananya sarana adat perkawinan itu, wali dari calon mempelai harus didatangkan. Itulah sa;ah satu syarat yang harus dilaksanakan agar perkawinan itu sah adanya. Setelah mendapat keterangan dari keempat penghulu itu, Tuanku Raja Alam pun dapat memakluminya.


Bimbang Besar
Tak seberapa lama lagi, kerajaan Indrapura akan menyelenggarakan acara pesta pernikahan antara Tuanku Raja Alam dengan Putri Serindang Bulan secara besar-besaran. Menurut adat tradisi yang berlaku di kerajaan Indrapura, pesta pernikahan secara besar-besaran itu disebut bimbang besar atau bimbang gedang.
Sesuai dengan syarat adat yang berlaku di negeri itu, calon wali mempelai wanita harus dihadirkan sebagai wali saksi. Oleh sebab itulah, Putri Serindang Bulan segera mengirim kabar kepada ayahanda dan keenam kakaknya.
Raja Wawang dan keenam kakaknya sangat terkejut mendapat kabar bahwa si bungsu Serindang Bulan masih hidup. Bahkan keluarga kerajaan merasa senang mendapat kabar Putri Serindang Bulan akan dipersunting oleh Tuanku Raja Alam dari kerajaan Indrapura. Ingin rasanya Raja Wawang menghadiri acara bimbang besar di kerajaan Indrapura.
Akan tetapi, apa hendak dikata. Maksud hati ingin memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. Oleh karena usianya yang sudah lanjut, maka Raja Wawang tak dapat menghadiri acara bimbang besar putrinya. Maka Raja Wawang segera mengutus keenam anaknya (kakak-kakak Putri Serindang Bulan) untuk mewakili pernikahan si bungsu.
Pada hari yang telah disepakatkan, berangkatlah keenam kakak Putri Serindang Bulan ke negeri Indrapura. Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, akhirnya tibalah mereka di negeri Indrapura. Sesampainya di istana kerajaan Indrapura, mereka segera menghadap Tuanku Raja Alam. Setelah memperkenalkan diri, mereka lalu menyampaikan maksud kedatangannya. Mereka bermaksud meminta uang beleket, yaitu uang tebusan sebagai pengganti si bungsu yang akan diambil oleh Tuanku Raja Alam.
Mendengar permintaan keenam kakak Putri Serindang Bulan itu, Tuanku Raja Alam akan mengabulkan permintaan kakak beradik itu, dengan syarat mereka harus dapat mengenali Putri Serindang Bulan.
Apabila mereka masih dapat mengenali Putri Serindang Bulan, Tuanku Raja Alam akan memenuhi permintaannya, dan akan diberi berbagai macam hadiah.
Sebaliknya, jikalau tak satu pun dari mereka yang bisa menebak, maka uang beleket itu tak akan diberikan. Bahkan Tuanku Raja Alam mengancam akan menghukum mereka. Karena sudah kepalang basah, maka mereka pun menyatakan kesediaannya.
Tak seberapa lama. Tuanku Raja Alam segera memanggil tujuh wanita yang wajahnya mirip dengan Putri Serindang Bulan untuk dihadapkan kepada mereka.
Keenam kakak-beradik itupun segera mengamati satu persatu ketujuh wanita yang amat jelita parasnya. Kakak yang pertama menyerah, karena tidak dapat mengenali lagi wajah si bungsu Putri Serindang Bulan. Selanjutnya, disusul oleh kakak keduanya. Kakak keduanya juga tidak mampu mengenali lagi wajah si bungsu adiknya.
Kini giliran kakak yang ketiga. Ternyata kakak yang ketiga pun tak mengenal lagi mana adiknya yang sebenarnya. Demikian juga kakak keempat dan kelima. Keduanya sama-sama tidak mampu menebaknya. Suasanapun menjadi amat menegangkan, perjanjian sudah disepakati bersama. Jikalau tak satupun ada yang bisa menebak siapa adiknya, maka tamatlah riwayat mereka, sebab mereka akan dibunuhnya.
Kini mereka bergantung kepada Karang Nio. Ketika giliran jatuh pada Karang Nio, yaitu kakaknya yang keenam, Karang Nio tiba-tiba teringat pada peristiwa masa silam. Bahwa ia pernah memberikan sebuah tanda pada diri adiknya, yaitu dengan melukai daun telinga adiknya dibagian belakang. Maka, segeralah Karang Nio memeriksa satu-persatu daun telinga ketujuh wanita itu. ketika Karang Nio memeriksa daun telinga salah satu dari ketujuh wanita itu, ternyata diketemukan sebuah tanda. Setelah Karang Nio dapat menemukan tanda itu, maka Karang Nio semakin yakin bahwa wanita itu tidak lain adalah si bungsu Putri Serindang Bulan. Karang Nio pun segera menghadap Tuanku Raja Alam. Lalu berkata : “Tuanku Raja Alam, inilah si bungsu hamba Putri Serindang Bulan. Sebab hambalah yang memberikan tanda itu, sebelum hamba menghanyutkannya ke sungai.” Kemudian Karang Nio kembali lagi mendekati Putri Serindang Bulan, seraya berkata: ”Oi Dindaku sayang engkau seorang, kini jodoh sudah ada di depan. Tentunya, Dinda pun telah mengenali kami.” Karang Nio pun segera memperlihatkan tanda pengenal, yaitu luka yang ada pada telunjuk jarinya.
Kedua kakak beradik itupun segera berangkul melepas rasa rindu. Melihat kedua kakak beradik yang telah bertemu, maka suasana dalam istana karajaan Indrapura seketika menjadi penuh haru. Tuanku Raja Alam pun dapat memakluminya. Maka, legalah hati kakak beradik itu, karena tidak jadi dihukum oleh sang raja. Tuanku Raja Alam pun tiada jadi menghukumnya. Sebaliknya, Tuanku Raja Alam segera membayar uang jujur sebesar enam ruas bambu emas kepada masing-masing kakak beradik Putri Serindang Bulan itu.
Pesta perkawinan antara Tuanku Raja Alam dan Putri Serindang Bulan pun segera diadakan. Bimbang besar telah digelar selama tujuh hari tujuh malam lamanya. Seluruh rakyat negeri itu pun turut bersuka cita menyambut acara bimbang besar. Segala perabot bimbang. Musik gong, kulintang, redap, dan gendang pun dibunyikan bertalu-talu. Tua muda, bujang dan gadis pun turut mengisi berbagai macam tarian.


Muara Urai
Usai pelaksanaan bimbang besar, keenam kakak beradik itu segera berpamitan kepada Tuanku Raja Alam dan Putri Serindang Bulan. Mereka pulang dengan masing-masing membawa setabung bambu berisi emas. Tetapi sayang tabung bambu berisi emas itu jatuh di dasar laut, ketika biduk yang ditumpanginya pecah di tengah laut. Kecuali tabung bambu emas milik Karang Nio. Kemudian mereka mendarat di Serangai, dan terus berjalan menyisiri sebuah muara. Disanalah mereka saling bertikai dan berebut tabung emas milik Karang Nio yang selamat. Ketika mereka saling berebut, tabung emas milik adiknya itupun jatuh terurai. Tempat jatuhnya emas yang terurai itu, kemudian dinamakan Muara Urai. Melihat emas telah jatuh terurai, maka segeralah mereka berebut mendapatkannya. Akhirnya mereka pun mendapat bagian emas dari adiknya.
Setelah mendapatkan emas secukupnya, kemudian mereka saling berpisah. Adiknya yang keenam, yaitu Karang Nio segera menuju ke sebuah tempat yang dianggapnya aman dari segala gangguan. Akhirnya sampailah Karang Nio tiba di sebuah muara dan menetap disana. Tempat menetap Karang Nio itu kemudian diberi nama Muara Aman.


Melahirkan Anak Calon Raja
Sementara itu kehidupan Putri Serindang Bulan, tampak selalu bahagia. Meskipun raja sudah memiliki enam orang isteri, tetapi perhatian dan kasih sayangnya lebih banyak dicurahkan kepada Putri Serindang Bulan. Karena Putri Serindang Bulan adalah permaisurinya. Sedangkan yang lainnya hanyalah isteri selirnya.
Waktu terus berlalu dengan cepatnya. Jalinan kasih sayang Tuanku Raja Alam dan Putri Serindang Bulan kian menunjukkan buahnya. Tak seberapa lama, maka mengandunglah Putri Serindang Bulan. Tuanku Raja Alam pun menerimanya dengan amat suka citanya. Setelah menuju kesembilan bulan lewat sepuluh hari, Putri Serindang Bulan pun akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki. Anak laki-laki itu kemudian diberi nama Raja Bendar Panglimo Koto.
Sebagai ibu yang amat kasih dan sayang kepada anaknya, maka Putri Serindang Bulan tak henti-hentinya membuai dan menimang-nimang si kecil Raja Bendar Panglimo Koto. Walaupun sudah ada segenap inang dan dayang-dayang kerajaan yang siap mengasuh dan melayani si kecil, tetapi Putri Serindang Bulan lebih senang merawat dan mendidiknya sendiri. Oleh sebab itulah Putri Serindang Bulan tidak mau menyerahkan anaknya kepada inang dan dayang-dayangnya.
Rupanya Putri Serindang Bulan ingin sekali agar si kecil Raja Bendar Panglimo Koto kelak hingga dewasa selalu menghormati dan menghargai kedua orang tuanya. Dibawah asuhan kasih sayang ibundanya, Raja Bendar Panglimo Koto semakin tumbuh dan berkembang menjadi seoarng anak remaja dengan kepribadian yang baik.


Menjadi Raja di Ketahun
Setelah beranjak dewasa, Tuanku Raja Alam berkehendak agar Raja Panglimo Koto dapat menggantikan kedudukannya menjadi raja di Indrapura. Akan tetapi, sang anak yang telah mendapatkan pendidikan dan ajaran ibunya, tidak ingin mengharap warisan sang ayah. Raja Bendar Panglimo Koto, lebih senang jikalau dapat dengan bebas menentukan nasib jalan hidupnya sendiri.
Atas kebijaksanaan Putri Serindang Bulan, Raja Bendar Panglimo Koto kemudian disuruhnya pergi ke daerah Ketahun untuk membuat dusun. “Duhai Anakanda pujaan Bunda, jikalau Anakanda hendak merantau di negeri lain dan ingin menjadi raja di sana, maka pergilah ke Ketahun. Kelak anakanda akan menjadi raja disana. Sebab ibunda pernah tinggal berlama di sana”. Mendengar penuturan ibunya yang penuh bijaksana itu, maka semakin terbukalah tekad Raja Bendar Panglimo Koto
Pada hari yang baik, maka berpamitlah Raja Bendar Panglimo Koto kepada kedua orang tuanya. Tuanku Raja Alam pun tak kuasa menahan keinginan anaknya. Sebagai orang tua yang amat sayang kepada anaknya, tentu saja Tuanku Raja Alam tidak ingin anaknya mendapat kesulitan dijalan. Oleh sebab itulah, Tuanku Raja Alam memerintahkan hulubalang dan anak buah secukupnya untuk turut menyertai keberangkatan anaknya. Segala macam bekal keberangkatan juga telah dipersiapkan oleh Putri Serindang Bulan.
Sebelum berangkat, Putri Serindang Bulan berpesan kepada anaknya, agar kelak setelah berhasil membuat dusun disana, segera memberikan kabar ke Indrapura. Putri Serindang Bulan juga berjanji, jikalau kelak Raja Bendar Panglimo Koto telah menjadi raja disana, maka ibunya akan segera datang berkunjung.
Setelah segala macam bekal telah dipersiapkan, maka Raja Bendar Panglimo Koto segera mohon do’a restu kedua orang tuanya untuk merantau ke negeri Ketahun. Dengan disertai do’a restu oleh kedua orang tuanya, berangkatlah Raja Bendar Panglimo Koto beserta anak buahnya menuju Muara Ketahun.
Perjalanan yang amat panjang dan penuh rintangan, memerlukan semangat dan perjuangan yang keras. Dengan semangat dan perjuangan yang keras itulah pada akhirnya rombongan Raja Bendar Panglimo Koto sampai di Muara Ketahun. Sesampainya disana, kemudian ia mendirikan sebuah dusun yang diberi nama Dusun Muara Dua ( sekarang Kualalangi ). Dan dusun itu kemudian berkembang menjadi sebuah negeri yang amat subur dan makmur. Disitulah Raja Bendar Panglimo Koto memerintah rakyatnya dengan amat bijaksananya.
Sementara itu, anak buahnya yang menyertai dari negeri Indrapura disuruh menempati dusun disebelahnya, yaitu Dusun Raja. Dusun itulah yang dulu pernah disinggahi Putri Serindang Bulan ketika hanyut terbawa oleh arus sungai yang amat deras.
Sesuai dengan pesan ibundanya, maka Raja Bendar Panglimo Koto segera mengirim utusan ke negeri Indrapura untuk mengabarkan tentang keberhasilannya membangun sebuah dusun. Di damping itu, Raja Bendar Panglimo Koto juga membawakan bermacam bingkisan untuk kedua orang tuanya.
Setelah menempuh perjalanan yang amat jauh, sampailah utusan dari negeri Muara Dua itu di negeri Indrapura. Maka segera menghadap Tuanku Raja Alam dan Putri Serindang Bulan. Kemudian diceritakan kabar baik tentang Raja Bendar Panglimo Koto yang kini telah menjadi raja di negeri Muara Dua. Mendengar kabar baik dari anaknya, Tuanku Raja Alam dan Putri Serindang Bulan menjadi amat suka cita hatinya.


Dari Indrapura Hingga Ketahun
Putri Serindang Bulan pun teringat akan janjinya. Sebagai seroang ibu yang amat bijak dan berpegang teguh pada janjinya, maka Putri Serindang Bulan ingin segera datang ke negeri anaknya. Sebetulnya Tuanku Raja Alam berat hati jikalau isterinya itu bepergian jauh. Akan tetapi, karena sudah berpegang janji, maka sang raja tak dapat menahannya.
Pada hari yang baik, maka berpamitlah Putri Serindang Bulan kepada sang raja. Atas kebijaksanaan sang raja, Putri Serindang Bulan dikawal oleh segenap hulubalang dan anak buah secukupnya. Segala bekal untuk perjalanan telah dipersiapkan. Demikian juga dengan beberapa tabung bambu berisi emas sebagai hadiah dari raja Indrapura. Maka segeralah rombongan Putri Serindang Bulan itu berangkat meninggalkan negeri Indrapura menuju Muara Ketahun.
Konon kisah selanjutnya, sampailah Putri Serindang Bulan di sebuah pantai. Terlihat oleh Putri Serindang Bulan, ada sebuah pohon besar yang tumbuh dekat pantai itu yang berbentuk seperti muka orang. Oleh karena pohon tersebut seperti muka orang, Putri Serindang Bulan segera menyebut tempat itu dengan nama Muko-Muko. Sebelum Putri Serindang Bulan melanjutkan perjalanannya, disuruhlah anak buahnya untuk mencari sebuah sungai untuk membersihkan muka dan badannya. Kemudian ditunjukkanlah sebuah sungai yang ternyata airnya amat sedikit. Melihat air sungai yang amat sedikit itu, maka sungai itu di beri nama Sungai Air Dikit.
Perjalanan segera dilanjutkan. Setelah menempuh perjalanan yang amat berliku dan banyak rintangan, sampailah rombongan Putri Serindang Bulan di wilayah Ketahun. Putri Serindang Bulan amat terkejut ketika memasuki sebuah dusun. Ternyata kedatangannya telah lama dinanti-nantikan oleh penduduk dusun itu. Oleh Putri Serindang Bulan, dusun itu kemudian diberi nama Dusun Suka Menanti.
Setibanya di Muara Dua, Putri Serindang Bulan segera disambut dengan suka cita oleh Raja Bendar Panglimo Koto. Setelah dapat bertemu kembali, ibu dan anak itupun segera melepas kerinduannya. Konon ceritanya, Putri Serindang Bulan cukup lama tinggal di Muara Dua, karena ingin mengenang kembali kisahnya. Putri Serindang Bulan juga mengunjungi tempat-tempat yang pernah dilaluinya. Putri Serindang Bulan cukup lama tinggal di negeri anaknya, dan masih belum ingin kembali ke Indrapura. Tiba-tiba timbul perasaan rindu kepada kedua orang tuanya dan kakak-kakaknya. Oleh sebab itulah, maka segeralah Putri Serindang Bulan pergi mengunjungi kedua orang tuanya serta keenam kakaknya.
Terhadap kakaknya yang keenam, yaitu Karang Nio, Putri Serindang Bulan banyak menyimpan kenangan tersendiri. Oleh sebab itulah Putri Serindang Bulan tidak dapat melupakan kebaikan hati kakak keenamnya.
Suatu hari, Putri Serindang Bulan pernah mengirimkan berbagai macam hadiah kepada anak-anaknya Karang Nio. Anak-anak Karang Nio pun menerimanya dengan suka cita. Bahkan Putri Serindang Bulan sering datang berkunjung ke tempat tinggal Karang Nio di Muara Aman.

Diceritakan kembali oleh :
Agus Setiyanto Z

Admin :
Kisah ini adalah pengembangan dari sejarah asal usul suku bangsa rejang. Cerita Putri Serindang Bulan banyak di ceritakan dalam tambo rejang, yang dipercaya dahulu benar-benar terjadi.

copy ulang dari :
http://rejang-lebong.blogspot.com/2009/02/putri-serindang-bulan.html
Continue Reading | komentar

Sastra Lisan Suku Rejang yang Nyaris Punah

Jumat


Suku Rejang, yang dikenal sebagai satu di antara suku asli penduduk Bengkulu, memiliki budaya yang beragam. Ragam budaya itu meliputi tulisan, adat istiadat, hukum adat, kesenian, dan sastra. Khusus untuk sastra lisan, suku ini juga memiliki berbagai macam jenis sastra, antara lain Nandei, Geritan, Berdai, Pantun, Syair, Sambei, dan Serambeak. Jenis sastra yang disebut terakhir inilah yang lebih populer digunakan sehari-hari — baik oleh orangtua, remaja, dan anak-anak — dalam berinteraksi.
Kekayaan budaya suku Rejang, dalam pandangan seorang pemerhati masalah budaya di Bengkulu, Drs Tommy Suhaimi MSi, direfleksikan dengan banyaknya orang asing serta pejabat pemerintahan di zaman Belanda dan Inggris yang menulis dokumen tentang suku-bangsa ini. Setiap kali akan mengakhiri jabatannya di wilayah yang didiami suku Rejang, pejabat penjajahan di masa lalu itu selalu menyempatkan untuk menulis dokumen tentang suku Rejang dalam bentuk pidato pertanggungjawabannya. Dokumen ini di kemudian hari menjadi bahan kajian bagi pejabat berikutnya. Serambeak sendiri bisa diartikan sebagai pengungkapan cetusan hati nurani dengan menggunakan bahasa yang halus, indah, berirama, dan banyak menggunakan kata-kata kiasan. Menurut Tommy, yang kini menjabat Kepala bagian Humas Pemda Kodia Bengkulu, serambeak dipakai dalam bidang yang cukup luas oleh suku Rejang. Dalam kehidupan sehari-hari — waktu bermusyawarah maupun mengobrol biasa — sering disisipkan serambeak di tengah pembicaraan. Begitu juga ketika menyambut tamu yang dihormati, serta dalam rangkaian kegiatan perkawinan, dalam pergaulan muda-mudi, dan lain-lain.


Salah satu contoh serambeak yang umum adalah:
Indo ro dep i’o ba taai, ne, Indoro gung i’o ba keliuk ne
(Bagaimana bunyi rebab begitulah tarinya,bagaimana bunyi gong begitulah lenggangnya).


Maksud serambeak ini adalah bahwa sesuatu tindakan atau kegiatan seseorang hendaklah sesuai dengan situasi dan kondisinya. Serambeak juga biasa digunakan saat seseorang menasehati orang lainnya agar menyesuaikan diri dengan lingkungan baru serta bergaul dengan orang lain. Demikian pula nasehat agar dalam mendidik dan menjaga anak bujang maupun gadis, para orangtua hendaklah hati-hati penuh kearifan dan bijaksana. Nilai agama haruslah ditanamkan sejak kecil. Bagi suku Rejang, tamu memiliki arti penting yang harus dihormati dan dilayani dengan baik. Oleh sebab itu serambeak khusus untuk tamu juga banyak ragammnya. Di antaranya:
Dio ade iben sapai daet, moi mbuk iben. Iben ade delambea, gambea ade decaik, pinang ade desisit, rokok ade depun. Ibennyo iben pena’ak magea suko panggea. Salang tun dumai belek moi talang. Salang tun talang belek moi sadei. Dapet kene ta’ak dengen tawea. Salang magea mendeak simeak. Arak suko padaa ngalo. Arak magea mendeak simeak. Agang magea suko panggea.
Terjemahannya kira-kira:


Ada sirih terhampai di darat, makanlah sirih. Sirih ada selembar, gambir ada secarik, pinang ada seiris, rokok ada sebatang. Sirih ini sirih penyapa untuk para tamu yang berdatangan. Sirih penyapa bukan karena membuat kesalahan, tidak pula karena membuat yang tidak baik. Sirih penyapa karena kami penuh harap, harap kepada tamu yang datang. Gembira karena memenuhi undangan. Sedangkan orang di ladang pulang ke talang, orang di talang pulang ke dusun. Semuanya diundang, rasa suka dan gembira atas kedatangan tamu semuannya. Bagi muda-mudi, kesantunan seseorang terucap dari serambeak yang disampaikan. Berikut ini contohnya:
Tun meleu diem puluk kelem. Tun titik diem beak lekok. (Orang hitam diam ditempat gelap. Orang kecil berada di lembah yang dalam).

Serambeak ini bermaksud sebagai sikap merendahkan diri bahwa ia orang yang serba kekurangan dan penuh kelemahan. Pemakainya biasa digunakan oleh remaja waktu pacaran sebagai ungkapan bahwa ia penuh kekurangan. Contoh serambeak muda-mudi lainnya:
Asai tekecep tebau nak talang. Asai tekenem bioa nak imbo. Asai mendaki munggeak mendatea. (Rasa tercicip tebu di Talang. Rasa terceminum air digunung. Rasa lega ketika tiba di tempat datar setelah mendaki tebing yang tinggi).
Serambeak ini bermakna cetusan kegembiraan ketika seseorang mendengar atau mendapatkan sesuatu yang telah lama didambakan. Biasa digunakan oleh muda-mudi ketika mendegar sang pujaan memberikan harapan-harapan yang muluk atau sesuatu yang diinginkan. Keunikan suku Rejang yang jumlahnya diperkirakan sekitar 900 ribu jiwa — mereka menghuni Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Musi Rawas (Sumsel), dan Kabupaten Lahat (Sumsel) — mampu menarik perhatian peneliti asing. Burhan Firdaus dalam bukunya Bengkulu dalam Sejarah yang diterbitkan oleh Yayasan Seni Budaya Nasional Indonesia 1988, mengungkapkan adanya seorang peneliti dari Australia Prof MA Jaspan dari Australia National University (ANU) yang menetap bersama keluarga setempat tahun 1961-1963 untuk meneliti suku bangsa Rejang. Jaspan menghasilkan beberapa buku, antara lain From Patriliny to Matriliny, Structural Change Amongst the Redjang of Soutwest Sumatra, Folk Literature of South Sumatra: Redjang Ka-ga-nga Texts, dan The Redjang Village Tribunal. Buku-buku itu sampai kini jadi bahan kajian penting bagi mahasiswa asing yang mengambil studi sejarah budaya Indonesia. Residen kedua Bengkulu, Prof Dr Hazairin SH, yang oleh pemerintah dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional pada 10 Nopember 1999, mempertahankan disertasi doktornya berjudul De Redjang untuk mendapatkan gelar PhD, dalam bidang hukum adat. Menurut Ketua Masyarakat Adat Bengkulu Zamhari Amin, serambeak membuktikan bahwa nenek moyang kita dahulu mempunyai budi bahasa, sopan santun, perasaan hati nurani yang halus, dan tatacara pergaulan yang tinggi nilainya. Oleh karena itu, sudah sewajarnya generasi muda sebagai generasi penerus mengadakan penelitian, pengumpulan, guna menggali dan menghidupkan kembali budaya yang tinggi nilainya agar diketahui dan dipelajari oleh khalayak ramai. Kalangan orangtua yang masih memahami dan menguasai dinamika kebudayaan sukubangsa Rejang, menurut Zamhari, kini sudah semakin berkurang. Mereka pada umumnya tidak meninggalkan bukti tertulis tentang seluk-beluk kebudayaan Rejang. ”Jika kondisi ini terus berlangsung, dalam lima dasawarsa mendatang, tidak hanya serambeak, tapi kebudayaan suku Rejang tidak akan diketahui lagi oleh generasi mudanya. Selain itu, orang Rejang sendiri terdistorsi oleh kebudayaan lain bahkan budaya asing,” ujarnya.

oleh:Mufti Aziz Ahmad (http://musi-rawas.go.id)
Continue Reading | komentar

Sejarah Panjang Yahudi Laknatullah

Sabtu


Semoga bermamfaat

Bismillahirrahmaani rrahiim.

Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi, dalam wawancara dengan
TVOne mengatakan, bahwa serangan Israel ke Jalur Gaza sejak 27 Desember
lalu, adalah serangan ilegal yang telah terjadi selama puluhan tahun. Dalam
ulasan berita di MetroTV disebutkan, serangan Israel kali ini merupakan
kejadian paling buruk sejak 60 tahun terakhir (sejak Israel berdiri tahun
1948). Para mahasiswa Arab mempertanyakan posisi Liga Arab yang tidak bisa
berbuat apa-apa. Dunia internasional, termasuk negara-negara Eropa mengutuk
keras serangan Israel ke Gaza , tetapi pihak yang dikutuk terus melancarkan
serangan. Bahkan Israel telah menyiapkan tank-tank dan pasukan cadangan
sekitar 6500 orang. Targetnya jelas, seperti kata Ehud Barak, yaitu
menggulingkan Hamas.

Masalah konflik Palestina-Israel bukanlah konflik satu bangsa dengan
bangsalain. Ia adalah konflik peradaban yang usianya sangat tua. Disana terbentang
benang merah panjang, sejak konflik antara Nabi Muhammad shallallah 'alaihi
wa sallam dengan kaum Yahudi di Madinah, konflik antara Yahudi dan Romawi,
konflik antara Yahudi dengan negara-negara Eropa, konflik antara Musa dengan
Fir'aun, bahkan konflik antara Yusuf 'alaihissalam dengansaudara-saudaranya. Ujung-ujungnya adalah konflik abadi antara Allah Ta'ala
dengan iblis laknatullah 'alaih.

Kalau memahami konflik ini hanya secara lokal dan temporer, yakinlah Anda
akan tersesat dalam frustasi. Kondisi Ummat Islam di jaman modern yang penuh
kesulitan dan derita, merupakan bagian dari konflik ini. Yahudi sendiri
adalah bangsa "terkuat di dunia", dalam arti: merekalah satu-satunya ras
manusia yang berani konfrontatif melawan kehendak Allah Ta'ala.

Sejarah Kebangkitan Yahudi

Ketika melihat konflik

Palestina-Israel, kita perlu merunut kembalicatatan-catatan perjalanan sejarah di

masa lalu. Disana kita akan menemukan bahan-bahan untuk memahami peta konflik ini secara utuh. Jika tidak
demikian, maka kita hanya akan "konsumen terbaik" berita-berita media massa
seputar konflik ini. Bayangkan semua ini sudah dimulai sejak era Perang
Arab, pembakaran Masjid Aqsha, tragedi Sabra Satila, Intifadhah akhir 80-an,
tragedi Al Khalil Hebron, penembakan Muhammad Ad Durrah, pembunuhan Syaikh
Ahmad Yasin dan Abdul Aziz Rantisi, dll.. sampai serangan Israel saat ini.
Dan rata-rata model peristiwanya serupa, hanya berbeda waktu dan para
pelakunya saja.

Mari kita runut latar-belakang historis fitnah Yahudi di dunia, dengan
memohon petunjuk dan pertolongan Allah Ta'ala:

[1] Bani Israil pada dasarnya masih keturunan Ibrahim 'alaihissalam. Ibrahim
memiliki dua anak, Ismail dan Ishaq 'alaihissalam. Ismail nanti
menurunkan
keturunan bangsa Arab Adnani, lalu Ishaq mempunyai anak Ya'qub
'alaihissalam. Nah, Ya'qub inilah
yang kemudian disebut Israil, sehingga
anak-anak Ya'qub di kemudian hari disebut Bani Israil.

[2] Saat berbicara tentang Bani Israil, perhatian kita segera tertuju kepada
anak-anak Ya'qub. Mereka adalah Yusuf 'alaihissalam, Benyamin, dan 11
saudara Yusuf. Semuanya berjumlah 13 orang; sama jumlahnya dengan matahari,
bulan, dan 11 bintang yang terlihat dalam mimpi Yusuf sedang bersujud
kepadanya. Karena itu angka 13 merupakan "angka keramat" bagi Yahudi sampai
saat ini. Banyak logo-logo perusahaan top dunia dibuat dari karakter 13 ini.


[3] Secara umum, Bani Israil itu mewarisi dua sifat besar, yaitu: sifat
keshalihan dan sifat durjana. Sifat keshalihan diturunkan dari garis Yusuf
'alaihissalam. Sedangkan sifat durhaka diturunkan dari sifat saudara-saudara
Yusuf (seayah berbeda ibu). Disana
sudah tampak bakat-bakat kelicikan,
dengki, kebohongan, dan sebagainya. Tetapi itu sebatas potensi, bukan
kemutlakan takdir. Apalagi,
di akhir hayat Ya'qub, seluruh anak-anaknya
tunduk dalam agama tauhid. (Al Baqarah: 133). Saat berbicara tentang Bani
Israil, sebagian orang sangat shalih dan sebagian sangat durhaka. Namun
setelah kedatangan Islam, Bani Israil tidak diperkenankan lagi mengikuti
agama selain Islam. Jika mereka tidak masuk Islam, dianggap durhaka
seluruhnya, tidak ada toleransi sedikit pun. (Ali Imran: 85).

[4] Perjalanan sejarah Bani Israil dimulai ketika Yusuf 'alaihissalam
bersentuhan dengan peradaban Mesir. Waktu itu atas jasa Yusuf membantu
bangsa Mesir, mereka diberi lahan luas oleh penguasa Mesir di wilayah
Kan'an. Disana Ya'qub dan anak-keturunannya mulai membangun kehidupan.
Mereka memilih tinggal di Kan'an sebab dekat dengan Mesir yang makmur,
sedang di tempat asalnya sering
dilanda paceklik. Waktu itu anak keturunan
Ya'qub sangat dihormati penguasa Mesir. Entah bagaimana mulanya, hubungan
bangsa Mesir dengan anak-keturunan Ya'qub
lama-lama menjadi buruk. Alih-alih
Mesir akan menghargai jasa-jasa Yusuf di masa lalu, mereka malah menjadikan
Bani Israil sebagai budak-budak. Setelah ditinggal oleh Ya'qub dan Yusuf,
nasib Bani Israil menjadi bulan-bulanan bangsa Mesir. Hal itu bisa terjadi
karena sifat buruk Bani Israil sendiri atau sifat menindas bangsa Mesir.
Tetapi kalau mencermati sikap penguasa Mesir yang bersikap sportif kepada
Yusuf, kemungkinan hal itu karena sifat Bani Israil sendiri.

[5] Era perbudakan Bani Israil di Mesir sangat mengkhawatirkan. Bukan saja
karena perbudakan itu kejam, tetapi ia bisa menghancurkan karakter sebuah
bangsa (Bani Israil). Bayangkan, selama ratusan tahun mereka tertindas oleh
sistem tirani di Mesir. Bani Israil diberi anugerah berupa
bakat-bakat
kecerdasan besar, dan manakala bakat itu dibesarkan di bawah sistem
perbudakan, ia bisa melahirkan penyimpangan mental dan pemikiran luar biasa.
Oleh karena itu Allah Ta'ala
mendatangkan Musa dan Harun 'alaihimassalam
untuk menyelamatkan Bani Israil. Misi dakwah Musa bukan untuk mengislamkan
Fir'aun dan rakyatnya, tetapi untuk menyelamatkan Bani Israil dari
penindasan Fir'aun. Dalam Al Qur'an: Dan Musa berkata: "Hai Fir'aun,
sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam, wajib
atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak.
Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari
Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku." (Al A'raaf:
104-105). Musa tidak pernah diperintahkan untuk memerangi Fir'aun, tetapi
membawa Bani Israil tinggal di Palestina (waktu itu namanya bukan
Palestina). [Perlu dicatat juga, Fir'aun (Pharaoh) adalah
gelar raja-raja
Mesir, bukan nama seseorang. Sedangkan Fir'aun yang tenggelam di Laut Merah
bukanlah Fir'aun yang memangku Musa di waktu kecil, lalu direnggut
janggutnya oleh Musa. Fir'aun dalam Al Qur'an lebih
mencerminkan tabiat
kekuasaan tiranik, bukan sekedar pribadi].

[6] Musa berhasil membawa Bani Israil keluar dari Mesir, Fir'aun dan bala
tentaranya tenggelam di Laut Merah. Lalu mereka menetap di Ardhul Muqaddas
(Palestina) setelah berhasil mengalahkan kaum Jabbarin di dalamnya. (Al
Maa'idah: 20-26). Ini adalah peradaban mandiri Bani Israil kedua setelah era
Ya'qub dan Yusuf di wilayah Kan'aan. Musa dan Harun mendampingi Bani Israil
sampai saat mereka wafat. Ketika Musa masih hidup, Bani Israil tidak
henti-hentinya menguji kesabaran Musa 'alaihissalam. Betapa banyak
kasus-kasus kedurjanaan Bani Israil, sekalipun di hadapan Nabinya sendiri,
Musa dan Harun. Di antaranya: Mereka menyuruh Musa dan
Allah berperang di
Palestina, sedang mereka mau duduk-duduk saja; mereka meminta Musa agar
membuatkan berhala untuk disembah seperti suatu kaum tertentu; mereka
mengikuti Samiri, menyembah patung anak lembu dari emas; mereka
hendak
membunuh Harun 'alaihissalam karena selalu menasehati mereka; mereka hampir
tidak melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih sapi betina, karena
terlalu banyak bertanya; mereka bosan makan Manna wa Salwa dan meminta
bawang, menitumun, kacang adas; dan lain-lain. Begitu sabarnya Musa,
sehingga Nabi shallallah 'alaihi wa sallam pernah bersabda, "Semoga Allah
merahmati Musa, karena dia telah diganggu lebih banyak dari ini (ujian yang
menimpa Nabi), tetapi dia tetap sabar." (HR. Bukhari-Muslim) . Sangat
mengagumkan kalau melihat ketabahan perjuangan Musa 'alaihissalam. Di
dalamnya terdapat sangat banyak inspirasi untuk menghadapi konspirasi global
seperti saat ini. Orang-orang
Yahudi di jaman sekarang mengklaim mencintai
Musa, padahal di era nenek-moyang mereka, Musa benar-benar mereka
sia-siakan. Musa itu lebih dekat kepada kita (kaum Muslimin), daripada
Yahudi laknatullah itu.

[7] Saya menyangka, sifat-sifat durjana
kaum Yahudi merupakan kristalisasi
dari sifat-sifat buruk mereka selama ribuan tahun, sejak perilaku
saudara-saudara Yusuf 'alaihissalam, masa perbudakan di Mesir, kedurhakaan
mereka kepada Musa, Dawud, Sulaiman, Zakariya, Yahya, Isa, dan Nabi-nabi
lainnya 'alaihimussalam. Bahkan kedurhakaan mereka di hadapan Nabi
shallallah 'alaihi wa sallam di Madinah. Dalam Al Qur'an disebutkan sebuah
ayat yang terasa bagai petir menimpa muka kaum Yahudi: "Lalu ditimpahkanlah
kepada mereka (kaum durjana Bani Israil) nista dan kehinaan, serta mereka
mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu
mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi secara
tidak hak.
Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui
batas." (Al Baqarah: 61).

[8] Peradaban terakhir Bani Israil yang wujud di muka bumi adalah Kerajaan
Nabi Sulaiman 'alaihissalam di Palestina. Beliau adalah putra Nabi
Dawud
'alaihissalam dari salah satu isterinya. Nabi Dawud adalah seorang pejuang
yang berhasil membunuh Jalut (Goliath) di Palestina. (Oleh karena itu bangsa
Barat mengenal kisah "David and Goliath"). Beliau ikut dalam pasukan Bani
Israil di bawah pimpinan Thalut (Saul). Hal ini terjadi di masa Nabi Samuel
'alaihissalam. Al Qur'an menjelaskannya dalam Surat Al Baqarah ayat 246-251.


[9] Kerajaan Sulaiman memiliki keistimewaan, yaitu kekayaan materinya yang
sangat besar. Ia terkenal menjadi buruan manusia di dunia, sebagai harta
terpendam "King Solomon". Sampai saat ini kekayaan itu masih menjadi
misteri, apakah sudah terkuak atau masih tersembunyi
di balik permukaan
bumi? Setelah masa Kenabian Sulaiman berlalu, kerajaan Bani Israil semakin
merosot. Sampai akhirnya mereka dihancurkan oleh Nebuchadnezzar dari
Kerajaan Byzantium (Romawi). Peristiwa itu disebutkan dalam Surat Al Israa'
ayat 4-5.

[10] Setelah Bani Israil
tercerai-berai di Palestina, mereka menyebar ke
berbagai belahan dunia. Mereka pergi ke Eropa, ke Jazirah Arab, ke anak
benua India , dan sebagainya. Itulah yang kemudian dikenal dengan istilah
DIASPORA. Bani Israil tercerai-berai. Agar mendapat keamanan di Eropa,
mereka menjilat kepada para penguasa Romawi. Termasuk menghasut Romawi agar
memusuhi Isa 'alaihissalam dan para pengikutnya. Kisah Ashabul Kahfi adalah
sebagian pecahan dari para pengikut Isa Al Masih 'alaihissalam.

[11] Perilaku Yahudi di Jazirah Arab sangat menarik. Mereka datang ke
Madinah bukan hanya karena ingin menyelamatkan diri dari kekejaman Romawi.
Tetapi
mereka juga berniat menjemput Kenabian terakhir yang akan datang
setelah Musa dan Isa 'alaihimassalam. Mereka ingin "memaksakan" agar
Kenabian itu jatuh ke pangkuan mereka. Kenabian ini mereka butuhkan agar
mampu membangun kejayaan Bani Israil kembali seperti di jaman Musa dan
Sulaiman. Namun setelah mereka
menyadari bahwa Kenabian tidak lagi di pihak
mereka, tetapi jatuh ke tangan bangsa Arab, mereka marah sekali. Dalam Al
Qur'an disebutkan: "Dan ketika datang kepada mereka (Yahudi) sebuah Kitab
dari sisi Allah (Al Qur'an) yang membenarkan keberadaan apa yang ada di sisi
mereka (Taurat), padahal sebelumnya mereka selalu memohon (kedatangan Nabi)
agar dimenangkan atas orang-orang kafir. Maka ketika telah datang (Kenabian
dan Wahyu) yang sangat mereka kenal, mereka mengkafirinya. . Maka laknat
Allah atas orang-orang kafir itu (Yahudi)." (Al Baqarah: 89).

[12] Yahudi Bani Israil sangat marah ketika tahu bahwa
Kenabian jatuh ke
tangan bangsa Arab, anak keturunan Ismail 'alaihissalam. Itu pun turun di
Makkah, bukan Madinah tempat mereka tinggal disana. Yahudi telah
habis-habisan dalam menanti kedatangan Nabi penerus Musa 'alaihissalam ini.
Ratusan tahun mereka tinggal di Madinah, melebur bersama budaya Arab,
berbahasa Arab, dan memberi
nama anak-anaknya dengan istilah Arab, bukan
istilah Hebrew (Ibrani). Bahkan mereka ikut terlibat dalam konflik antara
kabilah besar Aus dan Khazraj di Madinah. Sebagian Yahudi membela Aus,
sebagian mendukung Khazraj.

[13] Kemarahan Yahudi akhirnya tertuju kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Yahudi marah ketika Kenabian justru jatuh ke tangan bangsa Arab. (Al
Baqarah: 90). Apalagi dalam Al Qur'an dijelaskan sangat banyak
kebusukan-kebusukan Yahudi. Yahudi merasa dibenci oleh Allah. Bahkan
tanda-tanda kekecewaan itu sudah muncul ketika Isa 'alaihissalam diturunkan.
Anda tahu
bagaimana misi Kenabian Isa? Salah satunya adalah: "Tidaklah aku
diutus, melainkan kepada domba-domba sesat dari kalangan Bani Israil."
Meskipun Isa adalah bagian dari Bani Israil, tetapi kedatangannya membuat
muram wajah kaum Yahudi. Isa ternyata membawa Kitab Suci baru, yaitu Injil
(bukan mengikuti Taurat atau Tabut dari jaman Nabi-nabi sebelumnya).
Isa
juga tidak henti-hentinya mengecam kejahatan perilaku Bani Israil. Isa
dianggap lebih dekat kepada murid-muridnya daripada ke kaum Bani Israil
sebagai sebuah etnik. Kemarahan itu semakin menjadi-jadi setelah Kenabian
terakhir jatuh ke tangan bangsa Arab. (Al Baqarah: 90).

[14] Kemudian terbukti bahwa ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad
shallallah 'alaihi wa sallam tidak hanya menyalahkan perilaku jahat kaum
Yahudi. Tetapi ia juga menyebabkan kaum Yahudi tercabut akar-akarnya dari
Jazirah Arab. Sejak Islam datang, kabilah-kabilah Yahudi tersingkir,
seperti
kabilah Nadhir, Qainuqa, Quraidhah, hingga benteng terakhir mereka di
Khaibar.

[15] Setelah mengalami kekalahan berat di masa Nabi shallallah 'alaihi wa
sallam dan Khalifah-khalifah setelahnya, kaum Yahudi menyingkir dari Jazirah
Arab. Mereka bergabung dengan Yahudi-yahudi lain di Eropa. Dalam masa
ratusan tahun Yahudi menyebar di berbagai negara Eropa,
seperti Spanyol,
Inggris, Perancis, Jerman, Belanda, Belgia, dan sebagainya.

[16] Kaum Yahudi dalam mengembangkan komunitas, caranya sangat unik. Mereka
tidak berbaur dengan masyarakat setempat, bahkan mengharamkan asimilasi.
Mereka memelihara warisan-warisan agamanya, terutama membangun kesombongan
etnik sampai melampaui batas. Mereka menjalankan bisnis berbasis ribawi dan
mereka melakukan ritual-ritual pengorbanan. Dalam ritual pengorbanan, mereka
membunuh warga setempat untuk dikuras darahnya, lalu dipakai untuk
persembahan. Begitu
kejamnya, sampai mereka membuat alat semacam drum yang
di dalamnya penuh dengan paku-paku. Di bagian bawah ada saluran untuk
mengalirkan darah. Orang yang dikorbankan, dimasukkan drum itu, sampai
tubuhnya penuh luka tertusuk paku, lalu darah mengucur ke bawah. Ritual
semacam ini kemudian terbongkar, sehingga Yahudi diusir dari negara-negara
tertentu di Eropa, salah satunya dari Spanyol. Spanyol
melarang Yahudi
tinggal di negerinya sampai saat ini, karena kekejaman mereka dalam soal
ritual keji itu.

[17] Setelah terusir dari Eropa, Yahudi kesekian kalinya menyebar ke
negara-negara lain yang masih mau menampung mereka. Kebetulan waktu itu
rakyat Eropa sedang mulai eksodus menuju benua Amerika yang baru ditemukan
oleh Columbus . Yahudi ikut di dalamnya. Sampai Amerika merdeka dari tangan
Inggris, Yahudi telah eksis di dalamnya. Hingga ketika itu Benyamin Franklin
mengingatkan bangsa Amerika tentang bahaya
kaum Yahudi. Dia menyebut Yahudi
seperti bangsa "vampire" yang tidak bisa damai dengan bangsa lain. Tepat
sekali ucapan Benyamin Franklin, sebab dia telah membaca sepak terjang
Yahudi di Eropa. Namun sayang, bangsa Amerika tidak memahami arti peringatan
Benyamin Franklin tersebut, sehingga apa yang dia takutkan sekitar 400 tahun
silam, benar-benar terjadi. Krisis finansial di Amerika saat ini adalah
akibat nyata dari
sistem ekonomi ribawi Yahudi.

[18] Satu titik sejarah yang jarang diperhatikan oleh para ahli sejarah,
yaitu kedatangan Yahudi ke wilayah Turki Utsmani. Kejadian ini terpisah
jarak sekitar 700 atau 800 tahun sejak era Nabi shallallah 'alaihi wa
sallam. Tentu setelah masa selama itu, peristiwa kejahatan Yahudi di Madinah
telah dilupakan. Yahudi diterima dengan tangan hangat di tengah-tengah
masyarakat Turki Utsmani. Hal ini juga merupakan aplikasi dari ajaran Islam
yang memperbolehkan di
dalamnya orang Yahudi dan Nashrani tinggal, selama
mereka membayar jizyah. Yahudi tidak dianiaya di negeri ini, mereka diberi
pelayanan dan penghormatan, layaknya warga negara Islam. Tentu saja, Yahudi
berusaha "bersikap sopan". Di seluruh dunia tidak ada yang memperlakukan
mereka dengan manusiawi, selain Peradaban Islam. Disini Yahudi tidak mungkin
akan melakukan ritual pengorbanan yang mengerikan itu. Lagi pula, Yahudi
waktu itu tinggal di
bawah negeri Islam. Mereka tidak takut akan dikutuk
oleh Allah, sebab negeri Islam menjadi pelindung mereka. Di Turki Utsmani,
Yahudi tidak melakukan kebiasaan-kebiasaan bejat mereka. Yahudi berlaku
baik. Tanpa diduga, ternyata disinilah Yahudi mempersiapkan segala
konsep-konsep kejahatan global mereka. Kemurahan Khilafah Islam justru
dimanfaatkan Yahudi untuk mempersiapkan imperium kejahatan di seluruh dunia,
seperti kita saksikan saat ini.

[19] Selain mengkhianati
Khilafah Islam, Yahudi juga mempersiapkan beberapa
jurus maut untuk meruntuhkan peradaban Islam, yaitu:

(a) Yahudi menyebarkan guru sebanyak-banyaknya di tengah masyarakat Turki
Utsmani. Guru-guru itu tidak menyebarkan prinsip-prinspi kekafiran secara
langsung, tetapi menyebarkan filsafat humanisme August Comte. Dengan
falsafah itu diharapkan anak-anak Turki akan kehilangan sifat furqan akidah
Islam, lalu diganti sifat-sifat kemanusiaan saja. Tujuan dari
gerakan ini
adalah memisahkan generasi muda Turki dari sifat-sifat Islami. Karena itu
pula, suatu saat generasi muda Turki hilang rasa hormatnya kepada Sultan
Khilafah Islam, dan mereka mau mendukung gerakan Kemal At Taturk sang
terkutuk.

(b) Yahudi mendorong bangkitnya ideologi Nasionalisme Arab dan Dunia Islam.
Dengan ideologi itu tidak ada lagi kesatuan Khilafah Islamiyyah. Kaum
Muslimin terpecah-belah dalam berbagai bangsa yang egois sesuai
etnik dan
wilayahnya. Jika Khilafah Islamiyyah tetap berdiri, mustahil "Kerajaan
Yahudi" dalam wujud Israel di Palestina akan bangkit. Kalau Anda saksikan
bangsa Arab terpecah-belah menjadi negara-negara kecil, masing-masing saling
konflik. Hal itu adalah kondisi yang diinginkan oleh Yahudi. Di jaman itu
Jalaluddin Al Afghani sangat aktif berdiplomasi untuk memerdekakan
negara-negara Arab dari tangan penjajah. Tetapi di kemudian hari terbuka
hasil-hasil penelitian bahwa Al Afghani
adalah anggota setia Freemasonry.
(Salah satunya buku terbitan WAMI tentang gerakan-gerakan pemikiran
keagamaan di dunia). Peranan Al Afghani seperti memperkuat sifat
Nasionalisme Arab, agar tidak bangkit lagi Khilafah Islamiyyah.

(c) Sebagai ganti konsep Khilafah Islamiyyah, Yahudi menyebarkan paham
demokrasi seluas-luasnya di seluruh dunia, termasuk di negeri-negeri Islam.
Paham ini semakin mempersulit posisi Ummat Islam.
Peluang-peluang
kebangkitan semakin tipis, sebab demokrasi mengikuti suara terbanyak,
sedangkan sebagian besar manusia cenderung mengikuti hawa nafsunya.

(d) Yahudi menggerakkan seluruh mesin-mesin politiknya, termasuk
agen-agennya di Amerika, Eropa, dan Timur Tengah untuk membidani lahirnya
negara Israel pada tahun 1948. Secara politik, Inggris berada di balik
pendirian Israel melalui Deklarasi Balfour. Tetapi secara potensial, Amerika
mendukung penuh Israel . Dalam diplomasi internasional, isu
Holocaust
dipakai agar Yahudi dikasihani dunia internasional. Melalui hak veto yang
dimiliki Amerika dan Inggris di PBB, Yahudi bisa lenggang kangkung mengejar
ambisi-ambisinya.

(e) Yahudi menyempurnakan usahanya, dengan menguasai media massa , membuat
satuan intelijen yang handal (Mossad), menguasai pasar keuangan dunia,
memiliki lembaga pusat ribawi IMF dan World Bank. Mereka juga menguasai
Hollywood ,
dunia akademis, dunia riset, fashion, dan sebagainya. Termasuk
dengan merilis agama baru di kalangan Ummat Islam, yang kita kenal sebagai
SEPILIS (Sekularisme, Pluralisme, Liberalisme) . Inilah kenyataan yang
kemudian disebut sebagai: "Yahudi menggenggam dunia!" Bahkan negara sekuat
Amerika pun bertekuk lutut di bawah dominasi Yahudi. Termasuk Barack Obama
yang dilantik menjadi Presiden Amerika.

[20] Berdirinya Israel tahun 1948 adalah impian besar Yahudi sejak jaman
Musa, Dawud, Sulaiman, bahkan jaman Nabi
Muhammad shallallah 'alaihi wa
sallam. Yahudi sangat membutuhkan "Kerajaan Bani Israil" untuk mengalahkan
orang-orang kafir. Mereka sebenarnya beriman kepada Allah, dalam arti mereka
percaya bahwa datangnya seorang Nabi akan membuat mereka mulia, dan
musuh-musuhnya dari kalangan orang kafir terkalahkan. Tetapi setelah jelas
di mata mereka bahwa Kenabian terkahir itu bukan untuk Bani Israil,
maka
mereka tidak lagi menanti kedatangan seorang Nabi. Lalu apa yang mereka
lakukan? Mereka hendak mendirikan "Kerajaan Bani Israil" dengan kekuatan
tangan, otak, dan uang mereka sendiri. Dan hal itu berhasil, tahun 1948
lalu. Lebih buruk lagi, mereka menganggap kaum Muslimin sebagai orang kafir.
Padahal yang mengingkari Kenabian Rasulullah adalah mereka, sehingga disebut
kafir dalam Surat Al Baqarah ayat 89.

[21] Sebelum Yahudi memutuskan mendirikan negara di Palestina, waktu itu ada
tiga pilihan tempat: Palestina, Argentina, atau Ethiopia
. Mengapa dipilih
tiga negara ini? Jelas mereka telah melakukan perhitungan yang sangat
cermat. Namun pilihan akhirnya jatuh ke Palestina, yang dekat dengan
sumber-sumber peradaban Yahudi sendiri di Yerusalem dan sekitarnya. Namun
resikonya, disini akan menghadapi banyak tantangan dari negara-negara
tetangganya yang mayoritas Muslim. Untuk itu jelas Yahudi
harus
mempersiapkan segala macam kekuatan, termasuk mendidik agen-agen loyalisnya
di negara-negara Arab.

[22] Sebuah pertanyaan menarik, mengapa selama puluhan tahun terjadi konflik
berdarah di Palestina dan tidak selesai-selesai? Jawabnya, selain karena
memang "Kerajaan Bani Israil" merupakan cita-cita peradaban Yahudi sejak
ribuan tahun lalu; juga karena banyaknya tangan-tangan non Yahudi yang
membantu negara tersebut. PBB, Amerika, Inggris, Rusia, IMF, World Bank,
dll. jelas mengabdi kepentingan Yahudi. Tetapi harus juga disadari banyak
agen-agen Yahudi yang tersebar di
negara-negara Arab. Mereka setiap hari,
siang dan malam menyembah kepentingan Yahudi. Mereka adalah orang-orang
kafir, meskipun KTP-nya Islam. Di Mesir, Yordan , Syria , Turki, dll. banyak
orang yang identitasnya Muslim, tetapi hatinya telah menjadi Yahudi. Bahkan
di negara-negara kaya seperti UEA, Qatar , Bahrain , dll. banyak
dijumpai
kemegahan jahiliyyah, yang sebenarnya merupakan hasil konspirasi Yahudi
untuk menjauhkan Arab dari Islam. Kota seperti Dubai , Abu Dhabi , dan
lainnya tidak kalah liberalnya dari kota-kota di Barat.

[23] Dapat disimpulkan, kaum Yahudi itu bukan para pemeluk agama Samawi
(ajaran Ya'qub, Yusuf, Musa, Harun, Dawud, Sulaiman, Zakariya, Yahya, Isa
'alaihimussalam) . Mereka adalah orang-orang yang sangat arogan dengan
etnisnya. Hakikat agama Yahudi adalah: pemujaan terhadap etnis mereka
sendiri! Tidak ada satu pun ras manusia yang sangat ekstrim dalam soal
etnis, selain Yahudi. Begitu ekstrimnya sampai
mereka berani menghina Allah,
marah ketika Isa membawa ajaran Injil, marah ketika Kenabian terakhir jatuh
ke tangan bangsa Arab. Mereka menulis "kitab suci" tandingan bagi Taurat
(Talmud), menyebut bangsa non Yahudi sebagai Ghaiyim, merusak kehidupan di
muka bumi. Mereka merasa mulia sebagai pewaris
"darah biru" Nabi-nabi,
merasa diunggulkan atas semua ras manusia, pernah disumpah langsung oleh
Allah dengan diangkat bukit Tursina di atasnya, dan lain-lain. Yahudi
benar-benar mewarisi ideologi arogansi dari makhluk yang pernah mendebat
Allah Ta'ala: "Ana khairun minhu, khalaqtani min naarin wa khalaqtahu min
thiin" (aku lebih baik dari dia, Engkau ciptakan aku dari api, sedang dia
Engkau ciptakan dari tanah). Pemerintah Yahudi, baik di Israel maupun di
dunia internasional, adalah perwujudan dari imperium arogansi. Wajar jika
simbol-simbol yang selalu mereka angkat selalu bernuansa satanic. Contoh,
logo yang dipakai Manchester United
(MU) saat ini the red devil. Dan ada
ribuan logo atau lambang yang intinya memuja arogansi iblis laknatullah.

Yahudi Merusak Peradaban

Andai ambisi Yahudi satu-satunya adalah ingin membentuk "Kerajaan Bani
Israil" seperti di masa Musa, Dawud, Sulaiman, apa susahnya
membangun negara
seperti itu? Toh, mereka memiliki uang banyak, strategi canggih, serta SDM
handal. Tidak sulit bagi Yahudi membangun negara di sebuah sudut dunia.
Selama ini banyak negara-negara berdiri dengan modal lebih buruk dari Israel
. Negara seperti Bosnia , Chechnya , Kamboja , Myanmar , Timor Leste, dan
lainnya tidak memiliki persiapan semegah milik Yahudi. Lagi pula, mengapa
Israel harus mendirikan negara di Tanah Al Quds yang merupakan wilayah milik
Ummat Islam? Bahkan ia didirikan di jantung peradaban Islam, di Timur
Tengah.

Andai Yahudi sudah tidak menemukan solusi lain, selain harus menegakkan
"Kerajaan Bani Israil" di Palestina, mengapa
mereka harus juga menghancurkan
peradaban manusia di dunia? Mengapa Yahudi tidak cukup menempuh cara-cara
politik atau militer, tanpa harus menghancurkan peradaban manusia? Kenyataan
yang sangat menyakitkan, berdirinya Israel ditempuh bukan hanya
dengan
menteror warga Muslim Palestina, tetapi juga dengan menyebarkan kehancuran
peradaban di seluruh muka bumi. Lihatlah di dunia selama ini, adakah yang
selamat dari film Hollywood, media massa Yahudi, bank ribawi, IMF dan World
Bank, pornografi, seks bebas, prostitusi, narkoba, perjudian, dan lainnya?
Hingga ke anak-anak balita pun, banyak "diracuni" oleh kartun-kartun Walt
Disney.

Ternyata, di luar persangkaan kita semua, Yahudi justru sangat mempercayai
khabar Al Qur'an. Sebenarnya, mereka mengimani ayat-ayat Al Qur'an, tetapi
anehnya mereka bersikap konfrontatif terhadap Al Qur'an. Yahudi sangat
mengerti ayat-ayat dalam Surat Al Israa' berikut ini:

Dan telah Kami
tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya
kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan
menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar."

Maka apabila datang saat hukuman bagi
(kejahatan) pertama dari kedua
(kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai
kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah
ketetapan yang pasti terlaksana.

Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan
Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu
kelompok yang lebih besar.

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan
jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri. Dan
apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan
orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam
Masjid itu (Al
Aqsha), sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali
pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.
( Surat Al Israa': 4-7).

Kehancuran pertama Yahudi terjadi saat
sisa-sisa Kerajaan Sulaiman
dihancurkan oleh Nebuchadnezzar, sehingga bangsa Yahudi tercerai-berai.
Adapun setelah kehancuran pertama ini, mereka akan menjadi kuat dan bisa
mengalahkan musuh-musuhnya. Hal itu terjadi saat sekarang ini, ketika
"Yahudi menggenggam dunia". Dan nanti di puncak kezhalimannya, Israel akan
dihancurkan sebagaimana sisa Kerajaan Sulaiman dulu dihancurkan.
Pertanyaannya, mengapa kehancuran kedua itu tidak dihitung saat Yahudi
dihancurkan oleh Spanyol atau NAZI Jerman? Jawabnya sederhana, sebab waktu
itu Yahudi belum memiliki wilayah sendiri. Mereka masih numpang di negeri
orang. Adapun saat ini Yahudi sudah bermukim di suatu (Palestina) tempat
sebagaimana Kerajaan Sulaiman dulu.

Yahudi sebenarnya
mengimani "jadwal sejarah" sebagaimana disebutkan Al
Qur'an di atas. Mereka yakin, dirinya akan diberi kesempatan untuk
merajalela di muka bumi. Hal itu terbukti sebagaimana kenyataan
saat ini.
Hingga Mahathir Muhammad mengecam dominasi Yahudi, dengan mengatakan bahwa 6
juta Yahudi bisa mengendalikan 6 miliar manusia di dunia. Yahudi tidak
merasa cukup dengan hanya mendirikan Israel , bahkan tidak cukup dengan
menempuh jalur politik, mereka benar-benar ingin merajalela di bumi dengan
segala kedurhakaannya.

Lalu siapa yang ingin dilawan Yahudi? Mereka tidak sekedar ingin melawan
Muslim Palestina, Hamas atau Syaikh Ahmad Yasin, dunia Arab dan Ummat Islam
sedunia, atau segala peradaban manusia. Tetapi mereka ingin melawan Allah
Ta'ala dengan segala kekuatan yang mereka miliki. Yahudi adalah satu-satunya
ras manusia yang berani menghina Allah dengan ucapan mereka: "Tangan Allah
terbelenggu. " Kemudian mereka dikutuk oleh Allah
karena perkataannya itu.
(Al Maa'idah: 64). Mereka pula yang berani mengatakan, "Sesungguhnya Allah
itu fakir dan kami kaya raya." (Ali Imran: 131). Disini ada
dendam sejarah
yang amat sangat parah di hati kaum Yahudi terhadap eksistensi agama Allah.

Aneh memang, Yahudi mengimani khabar Al Qur'an, tetapi sekaligus menentang
eksistensi agama Allah (Islam). Sifat mereka persis iblis yang mengimani
Allah, tetapi mendurhakai- Nya. Untuk merealisasikan maksudnya, Yahudi
mengangkat simbol "Messiah", yang pada hakikatnya adalah dajjal laknatullah.
Dajjal disebutkan oleh Nabi sebagai fitnah terbesar bagi orang-orang
beriman.

Maka janganlah heran dengan kezhaliman Yahudi saat ini di Palestina. Ia
adalah sebagian penampakan atau konsekuensi dari dendam sejarah mereka.
Awalnya, Bani Israil hanyalah sebuah kaum dengan perilaku tertentu.
Perjalanan sejarah mereka yang sangat panjang melahirkan watak durjana luar
biasa. Dan ternyata,
watak Bani Israil itu "telah disiapkan" untuk menjadi
cobaan di akhir jaman. Dulu para ahli tafsir merasa heran, mengapa A
Qur'an
banyak sekali bicara tentang Yahudi? Padahal setelah tercerai-berai di
Madinah, mereka nyaris lenyap (mungkin karena eksodus keluar dari
negeri-negeri Islam). Karena itu sebaik-baik usaha untuk melawan Yahudi
adalah memahami sifat-sifat mereka dalam Al Qur'an (khususnya Surat Al
Baqarah). Dan satu lagi, yakinlah bahwa serangan Israel ke Gaza bukan
serangan terakhir mereka. Itu hanya delay sebelum go with new aggression!

Wallahu a'lam bisshawaab.

Continue Reading | komentar

Tempung Ngenyan Ngen Semanten (Prosesi Pernikahan dan Pemberian amanat ke Pengantin cara adat Rejang)


Posted by D.tutandi Indra ( Andy ) Radio Four 106’7 Curup

Ngenyan ngen penganten Mikeak ngen melei fetweak Sebelum agama islam masuk kedaerah tanah rejang,peresmian pernikahan sebagaiberikut: Untuk melaksanakan pernikahan (kemtuk) terlebih dahulu oleh alim pedito atau dukun (gustei/piawang) memperhitungkan menurut secara kuno hari baik, bulan baik, baru dapat di laksanakan peresmian.Pada hari peresmiannya piawang berdiri diatas tangga menghadap ke halaman, kedua penganten tegak tehadapan gustei,juga menghadap ke halaman,kedua orang tua penganten berdiri kiri kanan.persiapan alat-alatnya berada di sebelah gustei.(beras kunyit,air dalam bambu,jeruk nipis,setawar sedingin,rotan panjang 2 meter,induk ayam lagi sedang mengeram,telur ayam sebiji,petik,bakul siri adat,perasapan mengembul asapnya,kain tenun selembar.Dihalaman tegak berdiri tua-tua,sanak famili,bujang gadis,cerdik pandai alim pedito, laki-laki perempuan menghadap ketempat kedua penganten.Piawang mulai membakar kemenyan serta mantra-manteranya,dengan didahului menceritakan asal usul manusia sejak dari nabi adam dan hawa sampai turun ke bumi,menguraikan pula soal-soal adat lembaga.

Dukun/ piawang muloi mbigo menepung, si kemeliak ketekeracok dik ade, jibeak sapei kuang. Amen si sisip lak nadeak, amen si kuang lak si tanembeak. Amen bik genep, mako piawang/ dukun tempung semanten ngen ngenyan, cakto ne:
1. Muloi mengecek minai redho Allah Subhanawata’ala, kerno lak tempung semanten ngen ngenyan.
2. Mbem kemnyen madeak keturuak magea pengetuwai, magea arwah guau. Magea walei semilan Diwo 7 (tojoak), madeak keturuak magea mulo jijai, lajeu kulo madeak/ jemuriak baso neak lem menok medeu yo nano. Adat ca’o ne ade; iben, bungai, punjung monok bi’ing. Wakteu mbem kemnyen o lajeu ba si masep langea, masep setabea. Asep kemnyen nelayang, belas kenunik nambua, ngut sudo kecek ne.
3. Amen mbem kemnyen bik sudo, lajeu ba dukun/ piawang madeak kecek menepung sa’ei ne:
BISMILLAHIRROHMANIRRAHIM ASSALAMU’ALAIKUM WARRAHMATULLAHI WABARAKATUH TEPUNG SETABIK NGEN BUMAI LENGET, SETABIK NGEN LUWENG KELMEN, SETABIK NGEN MULO JIJAI, SETABIK NGEN TANEAK TANAI, SETABIK NGEN DIWO TOJOAK WALEI SEMILAN, SETABIK NGEN PESIREAK ULAU LUREAK, SETABIK NGEN KUTAI SADEI YO, BILAI YO BILAI BETUWEAK BAIK BULEN, KUMU DEW YO KEMLEAK TITIK DUWAI YO JE BESANDING MADEP ITE. Eeeeee……… KE SO KEMIPI SETAWAR, SETEPUNG DIWO KUNDEI LENGET SELIBAR PAYUNG, TEPUNG DUATE SERAPANG REMAS, TEPUNG DIWO SERAMBUT PANJANG, TEPUNG DIWO SETANGGAI PANJANG, TEPUNG DUATE SERAMBUT REMAS, KUSA KUNDEI BINGIN KUNING SUSANG, TEPUNG DIWO NUMBELAS TALEN, TEPUNG DIWO MATAI BILAI, TEKO TEMPUNG. KEDUWAI SEMATEN NGEN NGENYAN, UDI SEMATEN NGEN NGENYAN BARAT SPINDE KACI, PUTIAK TE’US BEPATIK ATI, IJO KUNING AGAI NE NATI, MILEAK MELEU ATI NEAK DI. ANJUK ALANG SERTO MANAT, LEPOK KU AGAI PEGONG KEDONG BILAI, LEPOK KU PATIK DALEN MOI BAIK, UNJUK JANJAI TENEGOK SUPEAK SEMAYO MEKET LAHIR BATIN JANJAI IDUP SEMATEI, SETIO MBEAK BUBEAK, BELEKET MBEAK MAEP BELEK, NIKEAK MBEAK MAIN-MAIN, GONG MANAT JIBEAK MUKER JANJAI SEMAYO BESAMO, BAIK ADEP, SA’O BASO, TITIK NUSIK, LAI NBASO DE TUAI NEGO. KE DUWAI, LOK BA DE KLOK DE KELALOK, DEPEMICANG DE PEMANEW, DEKEMBUK DEPEMANGEN, TEGO SAMO MEDAKI, MENUNGAS SAMO-SAMO TIMBOA, TENDEM SAMO-SAMO TEBENEI APAI, MONOT SAMO-SAMO MUSUNG, PICANG SAMO JA’ANG, MELUPAT SAMO KE’UAK, MENGINDOI SAMO-SAMO SESET, TAWAI SAMO-SAMO TEKARAK KE TELAU, LOK BA UDI NAMEN TAI UJEN PENES PEMAIN BILAI, SENANG PESET PEMBIN IDUP, ANGIN NGEN UMBOK PEMBIN LAUT, LOK BA NAMEN TAI TANGIS IDUP NGEN TANGIS MATEI, LOK BA NAMEN TAI BIDUK KEMUDAI DUWAI, LOK BA NAMEN TAI LAI PASOK KUNDEI TIANG, LOK BA NAMEN TAI TAJAI BEKENEK, BIYOA MATAI TUUN, LOK BA NAMEN TAI TEMPOK BIYOA NAK DULANG, LOK BA NAMEN TAI LENGAN TANGEN, JELAS PEMICANG, LOK BA NAMEN TAI TIDUA NEAK KASUA LISEAK, TIDUA NEAK KLAK POONG, LOK BA NAMEN SEBNEK BNEK MATAI MANDANG BNEK KUNDEI BAU MUSUNG. KE PAT, MBEAK MECUT KUDO MENGACAP, MBEAK SMILAI LAUT, MBEAK CEMICIK GEROMBONG TEDUNG, MBEAK KEMAIT PAING DIK AKO, MBEAK BEPANEU LUWEA DALEN, MBEAK BESULUAK TEKELAT TEI, MBEAK BETANEM SOA TEMBANG BANIA, MBEAK MUKUS TELAN NGEN DAWEN, MBEAK MENGIKAK NGEN TIKUS MBEM TUOA, MBEAK UMEAK TIGING TEMTOK TIANG. KE LEMO, MBEAK UDI TEMTOK TILAI PENAN BEGATUNG, MBEAK KEMAPOK DAN TENINGIA, REMBOK GABOK MBEAK UDI MATIAK, RAMBOK GETTING UDI MUTUS SEMBEAK, BUK NICIK TUJUAK TENINGGEA KUNE GEN DALEN UDI MENGULANG APEI. KE ENUM, DIO UNJUK KU, PETUWEAK SERTO MANAT, UNJUK KU SULUAK PEMANEU KELMEN, UNJUK KU SENYATAI PEGONG KEDONG BILAI, UNJUK KU PETUWEAK MBEAK SALEAK LAKEAK, UNJUK MANAT BAGAI SERIAT. KE TUJUAK, KUTE ITE SEDAYO DIK RAPEK, JANO IGAI DIK TUWAI BIK DAU NIDEP NGEN PENGELIAK, KALAU MBEAK ADE KEDONG BILAI ITE TEDENONG TEKELIAK ADE DIK RUCUAK, MBEAK MUJO EKET NE PUTUS PENGA ‘ANG, RENYENG NE COA SUDO SU’ ANG, AMEN ADE BIDUK NE KELBAU, MBEAK MUNYAU, RENYENG NE COA SUDO SU ‘ANG, BIDUK COA NAM KELBAU DETOK-DETOK. KE DELAPEN, AMEN ADE KEDONG BILAI MUPOK UDI KEDUWAI SEMATEN, TELANGGEA PETIK SALEAK SU’ANG, KAGEA GACANG SADO DIK TUWAI, KINO LANGIA NGEN IDAU JAPAI. MAAF KUTE SEDAYO DIK RAPEK, UKU PELON PENYAYO SADO DIK TUWAI, SERTO SEMAPEI PENGINGET KUNDEI PENGETUWAI, MULO JIJAI, NGEN KEPIUAK KEPITING NE, KESUMBING MBAR UJUNG ASEP, ROYOT UJUNG TILAI, SINDANG UJUNG PAKOA, MLANG JIJAI ANOK UBET ATEI…… ALHAMDULILLAHIRABBIL ‘ALAMIN………. WASSALAMU’ALAIKUM WARRAHMATULLAHI WABARAKATUH

Setelah prosesi wejangan menepung,piawang meminta kepada orang tua dan sanak famili dari pengantin pria serta wanita untuk melangir dan setelah itu setawar sedingin sebagai penutup dari prosesi tersebut. Sumber : • Buku Ireak Ca’o Kutei Jang 2004,Kadirman .SH • Buku Asal mula Adat Bimbang di Tanah Rejang1954.A.Sani

copy ulang dr curupkami

Continue Reading | komentar
Photobucket
 
Copyright © 2011. KUTAI TOPOS JURUKALANG . All Rights Reserved
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Modify by Creating Website. Inpire by Darkmatter Rockettheme Proudly TOPOS Blogger