<div style='background-color: none transparent;'></div>
Home » » Benteng Marlborough

Benteng Marlborough

by: Kikit Shakti Helaz

Kota Bengkulu sebagai salah satu daerah otonom dituntut untuk mampu menggali, memanfaatkan dan mengembangkan segenap potensi yang dimiliki agar mampu melaksanakan pengembangan dan pembangunan kepariwisataan untuk kepentingan masyarakat. Potensi kepariwisataan yang besar namun belum dapat dimanfaatkan secara optimal merupakan kekuatan sekaligus peluang untuk dikembangkan sebagai sektor unggulan daerah dalam melaksanakan pembangunan yang menyeluruh.

Rumah Bung KarnoBengkulu tidak hanya mengandalkan wisata alam, tetapi juga wisata sejarah dan wisata budaya. Bengkulu kaya dengan wisata sejarah dan budaya. Di antaranya adalah rumah Fatmawati, istri Presiden RI Soekarno, dan rumah kediaman Presiden Soekarno sewaktu diasingkan Belanda di Bengkulu antara tahun 1938 dan 1942. Kekayaan sejarah lain di Bengkulu adalah Benteng Marlborough.
Setelah lebih kurang 140 tahun Pemerintah Inggris berada di Bengkulu, mereka banyak meninggalkan “warisan” peninggalan bersejarah. Salah satu objek wisata budaya berbentuk peninggalan sejarah adalah Benteng Marlborough. Benteng Marlborough merupakan bangunan kokoh peninggalan Inggris yang dibangun pada tahun 1713 hingga 1719 pada masa kepemimpinan Gubernur Joseph Collet. Nama benteng ini menggunakan nama seorang bangsawan dan pahlawan Inggris, yaitu John Churchil, Duke of Marlborough I. Benteng ini tergolong terbesar di kawasan Asia. Peninggalan sejarah ini memiliki daya tarik yang besar karena kelangkaannya. Benteng ini merupakan pusat pemerintahan kolonial Inggris yang menguasai Propinsi Bengkulu selama lebih kurang 140 tahun (1685-1825). Sehingga benteng ini pun masih memiliki bentuk yang sesuai dengan desain asli bangunan abad ke-17. Sungguh merupakan daya tarik yang jarang ditemukan di tempat lain.
Situs kawasan Benteng Marlborough ini berada dalam satu kawasan dengan objek wisata alam pantai, yaitu Pantai Tapak Paderi. Sehingga memberikan perpaduan objek wisata alam dan budaya. Kelengkapan kawasan ini sebagai objek wisata menjadi potensi besar untuk dapat menjadi objek wisata unggulan bagi Kota Bengkulu.
Pantai Panjang (Long Beach)Benteng Marlborough sejak mulai dibangun telah memegang fungsi strategis di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Potensi kesejarahan yang demikian merupakan komoditi penelitian yang menarik. Potensi ini memiliki nilai yang besar dalam memperkaya kajian keilmuan.John Bastin dalam bukunya yang berjudul : The British in West Sumatera (1685-1825) A Selection Documents with An Introduction. Kuala Lumpur: University of Malaya Press, 1965., banyak memberikan informasi tentang kejadian-kejadian di sekitar Benteng Marlborough. Bahkan yang lebih menarik adalah digunakannya dokumen-dokumen resmi dari pemerintah Inggris yang berpusat di Benteng Malborough, termasuk dokumen yang disebut SFR (Sumatera Factory Record). Karya pustaka ini dapat menjadi sumber informasi yang mampu memberikan daya tarik kepada wisatawan mancanegara maupun nusantara.Seperti salah satu informasi dari John Bastin yang menarik bahwa Benteng Marlborough pernah ditinggalkan oleh pemerintah Inggris selama hampir lima tahun, yaitu pada tahun 1719-1724. Tentu saja ini menarik untuk diketahui lebih lanjut, tentang siapa yang menguasai Benteng Marlborough selama tahun 1719-1724, dan apa yang sebenarnya terjadi selama lima tahun tersebut. Informasi tersebut tentu mengandung nilai sejarah yang tinggi dan merupakan sumber keilmuan yang berharga. Sebagai peninggalan sejarah yang penuh potensi keilmuan, Benteng Marlborough telah memiliki segmen pasar tersendiri, yaitu para pelajar dan mahasiswa.
Peta Kota BengkuluSecara menyeluruh, kepariwisataan Kota Bengkulu pada sisi penawaran masih memiliki permasalahan yang belum dapat diselesaikan. Saat ini banyak obyek dan daya tarik wisata yang belum dikelola dan dikembangkan, pengelolaan sarana wisata yang belum profesional, jarak yang tergolong jauh dari daerah sekitar, selain itu kelembagaan, pengelolaan dan SDM yang masih lemah.Sedangkan sisi permintaan kepariwisataan Kota Bengkulu terdapat permasalahan yaitu kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara masih rendah. Kunjungan wisatawan yang rendah berakibat pada rendahnya pembelanjaan wisatawan yang menjadi sumber pemasukan. Sehingga kesejahteraan masyarakat masih lemah.Sebuah objek wisata dikembangkan dengan beberapa pendekatan antara lain Product Approach (Pendekatan Produk), Market Approach (Pendekatan Pasar), dan gabungan dari keduanya. Product Approach merupakan pengembangan sebuah objek wisata tanpa memperhatikan keinginan dan selera pasar (konsumen). Market Approach (Pendekatan Pasar) merupakan upaya pengembangan sebuah objek wisata dengan memperhatikan selera dan keinginan pasar melalui survei pasar baik pasar potensial maupun pasar aktual.
Peta Lokasi Benteng MarlboroughObjek wisata Benteng Marlborough memiliki potensi yang jarang ditemui di daerah lain, khususnya dalam wilayah yang menjadi kompetitor pariwisata Kota Bengkulu di wilayah Sumatera. Kondisi benteng yang memiliki permasalahan disisi kepariwisataan menarik untuk diteliti. Terutama kaitannya sebagai objek wisata andalan di Kota Bengkulu.
Share this article :
Photobucket
 
Copyright © 2011. KUTAI TOPOS JURUKALANG . All Rights Reserved
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Modify by Creating Website. Inpire by Darkmatter Rockettheme Proudly TOPOS Blogger